Sukses

Cadangan Devisa RI Masih Kuat Jaga Stabilitas Makroekonomi

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia sebesar USD 115,2 miliar pada akhir Oktober 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Deputi Gubernur Senior Bank Indoneasia (BI), Mirza Adityaswara, mengatakan bahwa posisi cadangan devisa (cadev) saat ini cukup bagus. Akan tetapi, Miza enggan menyebutkan angka pasti jumlah cadangan devisa.

"Cadangan devisa, bagus nanti sabar ya diumumin," kata Mirzha saat ditanya mengenai besaran cadev di Mesjid Kompleks BI, Jakarta, (7/12/2018).

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia sebesar USD 115,2 miliar pada akhir Oktober 2018, meningkat dibandingkan dengan USD 114,8 miliar pada akhir September 2018.

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Agusman, menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

"Peningkatan cadangan devisa pada Oktober 2018 terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa migas dan penarikan utang luar negeri (ULN) pemerintah yang lebih besar dari kebutuhan devisa untuk pembayaran ULN pemerintah dan stabilisasi nilai tukar Rupiah," ujarnya dalam keterangan tertulis.

Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai didukung keyakinan terhadap stabilitas dan prospek perekonomian domestik yang tetap baik, serta kinerja ekspor yang tetap positif.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Ini Alasan Mengapa Pariwisata Bisa Jadi Penguat Cadangan Devisa Nasional

Sebelumnya, pariwisata bisa menjadi sektor andalan untuk mendukung penguatan cadangan devisa karena neraca pembayarannya yang selalu surplus. Hal ini setidaknya diungkapkan I Gde Pitana, Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Pemasaran dan Kerjasama Pariwisata dalam pertemuan di Hotel Hilton Jakarta, Rabu (15/8/2018).

Angka yang selalu surplus menurut Pitana terjasdi karena antar ekspore, yaitu pendapatan devisa dari kedatangan wisman ke Indonesia dibanding impor, dalam hal ini berupa pengeluaran wisata Indonesia di luar negeri, selalu menunjukan angka yang positif.

”Sektor pariwisata dalam menghasilkan devisa perlu mempersiapkan produk wisata yang menarik serta melakukan promosi yang gencar yang membutuhkan waktu sekitar enam bulan,” kata I Gde Pitana.