Liputan6.com, Nias - Penyaluran minyak tanah di Pulau Nias akan dihentikan. Ini setelah program konversi minyak tanah ke Elpiji tuntas dilaksanakan dan seluruh masyarakat Nias beralih menggunakan Elpiji 3 kilogram (kg).
Ini seperti diungkapkan Direktur Pemasaran Retail Pertamina Mas'ud Khamid. "Setelah konversi BBM ke Elpiji selesai, minyak tanah akan dihapus," kata dia di Nias, Jumat (7/12/2018).
Advertisement
Baca Juga
Mas'ud melanjutkan, jika minyak tanah sudah dihapus maka tanki tempat menampung minyak tanah akan digantikan dengan Pertamax. Nantinya masyarakat Nias bisa menikmati Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan kualitas lebih baik.
"Lalu dengan berakhirnya konversi minyak tanah ke Elpiji, maka storage akan diisi Pertamax, sehingga masyarakat nias bisa menikmati layanan BBM Pertamax," tutur dia.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyatakan, penghapusan minyak tanah tidak bisa berlangsung dengan cepat dan harus bertahap.
Dia memperkirakan proses peralihan ini bisa selesai dalam waktu 3 sampai 6 bulan ke depan."Nggak ada masalah, kalau ini jalan ya. Mungkin ya minyak tanah itu nggak bisa dihapus dalam waktu sekejap, mustinya 3-6 bulan transisi," tandasnya.
Pembagian
Adapun sebanyak 150.318 paket perdana Elpiji 3 kg dibagikan ke masyarakat Pulau Nias, Sumatera Utara. Hal tersebut merupakan pelaksanaan program konversi minyak tanah ke Elpiji, meliputi dua tabung Elpiji 3 kg dan kompor.
Dengan dibagikannya 150.318 paket perdana Elpiji 3 kg dapat mengurangi konsumsi minyak tanah 40.500 kl minyak tanah per tahun atau setara Rp 110 miliar. Paket tersebut dibagikan ke rumah tangga dan usaha kecil.
Konversi minyak tanah ke Elpiji 3 kg dilakukan oleh Pertamina melalui mitra PT Kogas Driyap Konsultan. Melalui pemberian paket perdana ini, masyarakat akan lebih hemat karena setiap satu liter minyak tanah setara dengan penggunaan 0,5 kg Elpiji.
“Elpiji juga merupakan energi bersih, memiliki emisi Karbon yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan penggunaan Minyak Tanah sebagai bahan bakar,” ujarnya.
Secara nasional, Pertamina telah menjalankan program konversi mitan ke Elpiji sejak tahun 2007.
Sejak saat itu hingga 3 Desember, tercatat pendistribusian paket perdana sudah mencapai 57,29 juta paket. Estimasi potensi nilai penghematan Pemerintah dari awal berjalannya program ini hingga tahun 2018 diperkirakan mencapai lebih dari Rp 250 triliun.
Advertisement