Sukses

Produktivitas Turun Akibat Macet di Cikampek, Pengusaha Ritel Merugi

Akibat kemacetan, pengusaha harus mengeluarkan biaya lebih karena terjadi pemborosan baik dari sisi ongkos kirim maupun produktivitas.

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha ritel berharap masalah kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek bisa segera diatasi. Kemacetan tersebut dinilai telah mengganggu arus distribusi barang dari Jakarta ke wilayah lain di Pulau Jawa maupun sebaliknya.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey mengatakan, secara ekonomi, kemacetan tersebut membuat distribusi barang terhambat. Akibatnya, pengusaha harus mengeluarkan biaya lebih karena terjadi pemborosan baik dari sisi ongkos kirim maupun produktivitas.

"Kalau secara ekonomi, ada pemborosan bensin, pemborosan waktu untuk produktivitas dari pabrik-pabrik sekitar situ, mang masyarakatnya juga harus terkena macet untuk datang ke tempat kerja," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Minggu (9/12/2018).

Menurut dia, selama ini para pengusaha ritel antar kota sering mengeluh soal kemacetan ini. Sebab, jika banyak waktu distribusi yang terpotong akibat kemacetan tersebut.

"Keluhan terutama pedagang antar kota, yang harus 2-3 jam menunggu di kemacetan itu. Jadi produktivitas menurun, yang seharusnya sehari 8-10 jam, terpotong 3 jam. Jadi kemampuan mereka untuk mendistribusikan atau menjual barang tentu berkurang dengan adanya kemacetan itu. Pabrik atau supliernya di Jakarta yang mengantarkan produknya ke daerah-daerah lewat darat, itu pasti terkena dampak," jelas dia.

Oleh sebab itu, Roy berharap pemerintah bisa segera menyelesaikan permasalahan ini. Selain itu proyek Tol Jakarta-Cikampek II (elevated) bisa selesai lebih cepat dari target untuk mengurangi kemacetan.

‎"Kemacetan harus segera ditanggulagi dan pekerjaan (proyek) harus segera diselesaikan, karena mengganggu distribusi barang, tidak cepat atau segera sampai di tujuan daerah atau toko-toko di seputaran itu. Kami harapkan itu segera selesai dan tentunya kelancaran akan menjadi penunjang roda ekonomi," tandas dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Tol Cikampek Selalu Macet, Ini Kata Bos Jasa Marga

Sebelumnya, pengerjaan tiga proyek besar yakni Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB), Light Rail Transit (LRT) Dan Tol Layang Jakarta-Cikampek II (Elevated) membuat ruas Tol Jakarta-Cikampek (Japek) kerap dilanda kemacetan mengular.

Menindaki kasus ini, Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Desi Arryani mengatakan, pengerjaan ketiga proyek itu tidak akan dilakukan secara serentak, melainkan dibagi ke dalam waktu terpisah.

"Untuk proyek-proyek yang ada di titik lokasi sama itu bekerjanya jangan bersamaan. Pengerjaannya sudah saling berbagi waktu. Jadi tol Elevated kapan, kereta cepat kapan, LRT kapan. Itu ada schedule-nya, masing-masing punya schedule konstruksi, " jelas dia pada Kamis, 29 November 2018. 

Skenario ini, lanjutnya, juga dapat mengatasi kendala yang kerap terjadi di ruas tol Jakarta-Cikampek. Dia mengatakan, setiap harinya bisa ada sekitar 47 kasus yang mengganggu arus lalu lintas di jalan bebas hambatan tersebut.

"Menurut cerita, di beberapa titik kayak Cikunir, Grand Wisata, suka ada 47 gangguan di Japek eksisting, kayak mobil mogok, pecah ban, kecelakaan, dan lain-lain," urainya.

Desi kemudian mencontohkan, bentuk pengerjaan di sebuah titik dimana ketiga proyek besar itu saling berpapasan. Selain itu, ia mengonfirmasi bahwa agenda pergantian waktu kerja ini akan mulai diimplementasikan dalam waktu dekat.

"Nanti bakal gantian. Misalnya di Cikunir, ada 4 titik yang ternyata ada pekerjaan kereta cepat. Untuk 4 titik itu nantinya akan dikerjakan tanggal sekian, LRT tanggal sekian, dan yang lain sih tetap dikerjakan. Sekarang ini udah mau dimulai," tutur dia.