Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) menyatakan bahwa beberapa pembangkit listrik dengan kapasitas besar akan beroperasi pada tahun depan. Pembangkit listrik tersebut bagian dari program 35 ribu Mega Watt (MW).
Direktur Pengadaan PLN Supangkat Iwan Santoso mengatakan, tahun depan banyak pasokan listrik baru yang akan masuk sistem kelistrikan PLN dengan beroperasinya pembangkit bagian dari program 35 ribu MW. "Kalau yang operasi mungkin cukup banyak," kata Iwan, di Jakarta, Senin (10/11/2018).
Pembangkit listrik bagian 35 ribu MW yang akan beroperasi pada 2019 adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 7 berkapasitas 2X1.000 MW di Serang Banten, PLTU Jawa 8 bekapasitas 1.000 MW di Cilacap, PLTU Lontar berkapasitas 315 MW di Banten.
Advertisement
Baca Juga
Kemudian Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa 2 Tanjung Priok, Jakarta dan PLTGU Grati 1.360 MW di Grati, Pasuruan Jawa Timur.
"Tahun depan yang gede-gede. Lontar masuk, Priuk masuk, Grati, Jawa 7, Jawa 8," jelasnya.
Iwan menyebutkan, selain pembangkit berkapasitas besar, beberapa pembangkit berkapasitas kecil juga beroperasi pada tahun depan. Namun dia belum bisa menyebutkan karena masih dalam perhitungan.
"Ada kecil-kecil ya di bawah 100 MW. itu macam-macam. kaya PLTMG (Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas)" tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pembangkit Listrik Jawa 1 Mulai Konstruksi
Sebelumnya, Proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Jawa-1 telah masuk tahap konstruksi, setelah menyelesaikan pendanaan atau financial close.
Direktur Utama Independent Power Producer (IPP) Ginanjar mengatakan, proyek PLTG Jawa-1 terbagi dalam tiga tahap, yaitu tahap I pra proyek sampai penyelesaian pendanaan (financial close), tahap II konstruksi dan tahap III operasional.
BACA JUGA
Dengan telah tercapainya financial close pada 5 Desember 2018, maka tahap I proyek tersebut sudah berhasil diselesaikan. Tahap berikutnya adalah memastikan tahap konstruksi dapat terlaksana sesuai waktu yang ditargetkan dan beroperasi pada Desember 2021.
"Soliditas dan koordinasi inter konsorsium (JSP-JSR) dengan para Supporting partners serta Lenders dan juga para stakeholders lainnya merupakan kunci keberhasilan proyek agar dapat berjalan sesuai target. Kami juga harus memastikan aspek HSSE menjadi komitmen semua pihak terkait," kata Ginanjar, di Jakarta, Jumat (7/12/2018).
Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Heru Setiawan mengungkapkan, seluruh listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tersebut akan dipasok ke PT PLN (Persero) selama 25 tahun.
Melalui pengembangan proyek ini, Pertamina grup menjadi partner PLN dalam memasok listrik ke jaringan listrik nasional Jawa-Bali.
“Pembangunan infrastruktur gas dan pembangkit listrik yang terintegrasi dilakukan untuk mewujudkan energi bersih bagi negeri. Selain Jawa-1, Pertamina, melalui PPI juga mengembangkan proyek IPP dan energi baru terbarukan lainnya sejalan dengan tumbuhnya permintaan pasar, baik di skala nasional maupun internasional,” jelasnya.
Proses pembangunan pembangkit listrik gas terintegrasi ini akan memasuki masa konstruksi (full-scale) pada bulan Desember 2018 yang ditandai dengan pelaksanaan ground breaking pada minggu ke-3 Desember 2018.
Advertisement