Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan pada akhir tahun ini dan tahun depan, akan banyak proyek pembangunan infrastruktur yang akan diresmikan.
Jkowi mengatakan, dalam 4 tahun terakhir, infrastruktur memang menjadi fokus pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Sejauh ini, satu per satu infrastruktur telah diresmikan.
"Dalam 4 tahun ini, kami fokus pada pembangunan infrastruktur, Kita lihat jalan dan jalan tol, bandara pelabuhan, bendungan satu per satu telah selesai dan banyak di akhir tahun ini dan awal tahun," ujar dia di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (11/12/2018).
Advertisement
Baca Juga
Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut mencontohkan proyek infrasturktur yang akan diresmikan pada akhir tahun ini, Jakarta-Surabaya akan tersambung tol. Sementara untuk tahun depan, akan tersambung dari Merak hingga Banyuwangi.
"Sebagai contoh jalan tol Surabaya-Jakarta akan sambung di akhir tahun ini. Dan masih belum di selesaikan, Batang-Semarang, Salatiga-Solo, Wilangan-Kertosono dan sampai Banyuwangi akhir 2019 akan tersambung," lanjut dia.
Begitu juga dengan tol Trans Sumatera yang terus dikebut pengerjaannya. Yang akan diresmikan dalam waktu dekat yaitu Bakauheni-Palembang.
"Dan Trans Sumatera, dari Lampung ke Aceh. Bakauheni ke Palembang akhir Desember akan selesai terlebih dahulu," kata dia.
Sementara untuk infrastruktur pelabuhan, lanjut Jokowi, proyek Pelabuhan Kuala Tanjung telah selesai. Untuk Makassar New Port akan diselesaikan pada tahun depan.‎
"Banyak yang sudah selesai tapi belum diresmikan," tandas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ekonomi RI Diprediksi Tumbuh 6,1 Persen pada 2024 Terimbas Infrastruktur
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan ekonomi Indonesia mampu tumbuh pada kisaran 6,1 persen di 2024. Percepatan pembangunan infrastruktur dan serangkaian kebijakan deregulasi yang ditempuh selama ini akan meningkatkan produktivitas perekonomian ke depan.
"Dalam jangka menengah, kami memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan lebih tinggi lagi, yaitu mencapai kisaran 5,5 sampai 6,1 persen pada tahun 2024," ujar Perry di JCC Senayan, Jakarta, pada Selasa 27 November 2018.
BACA JUGA
Pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi juga didorong serangkaian kebijakan reformasi struktural yang difokuskan pada peningkatan tiga hal penting. Pertama, daya saing perekonomian, terutama aspek modal manusia dan produktivitas.
"Kedua, kapasitas dan kapabilitas industri untuk meningkatkan ekspor dan mengurangi defisit transaksi berjalan. Ketiga, pemanfaatan ekonomi digital untuk mendorong pemberdayaan ekonomi secara luas dan merata," ujar Perry.
Dengan akselerasi reformasi struktural di berbagai bidang tersebut, pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 6,1 persen pada 2024 dengan defisit transaksi berjalan akan menurun di bawah 2 persen dari PDB.
"Pendapatan per kapita meningkat dari sekitar USD 3.500. Dewasa ini menjadi lebih dari USD 4.800 pada tahun 2024 sehingga meningkatkan Indonesia menjadi negara berpendapatan menengah atas atau upper middle income," kata dia.
Advertisement