Sukses

Jurus Angkasa Pura I Genjot Pariwisata NTT

Provinsi NTT merupakan kawasan pariwisata baru yang muncul seiring dengan meningkatnya popularitas Pulau Komodo, Danau Kelimutu di Ende, dan juga beberapa destinasi pantai lainnya.

Liputan6.com, Jakarta - Guna mendukung pengembangan potensi pariwisata di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), PT Angkasa Pura I (Persero) mengadakan kegiatan Talkshow Collaborative Destination Development (CDD) bertema "Explore The Amazing Destination at East Nusa Tenggara" di Aston Hotel & Convention Center, Kupang, Selasa (11/12/2018).

CDD merupakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang diinisiasi oleh Angkasa Pura I sejak tahun 2015 untuk mengangkat keunggulan daerah yang mempunyai potensi pariwisata dan bisnis dengan cara melakukan kolaborasi dengan pemerintah daerah, maskapai, pelaku UKM, serta stakeholders pariwisata lainnya.

Tujuannya tidak lain yaitu mendukung program pemerintah mengenai pariwisata dan bisnis daerah, mengembangkan eco tourism & meperkenalkan budaya tourism friendly, pembangunan berkelanjutan serta percepatan pembangunan infrastruktur penunjang pariwisata.

"Kota Kupang adalah gerbang utama bagi Nusa Tenggara Timur (NTT), baik dalam mendukung kegiatan ekspor-impor maupun sebagai hub pariwisata dimana konektivitas udaranya dikontribusi oleh penerbangan perintis intra 13 bandara. Per Desember 2018, setidaknya terdapat 258 penerbangan per minggu (outbound) dari Kupang dengan kapasitas sebesar 24.255 kursi," ujar Direktur Utama Angkasa Pura I, Faik Fahmi, Selasa (11/12/2018).

Provinsi NTT merupakan kawasan pariwisata baru yang muncul seiring dengan meningkatnya popularitas Pulau Komodo, Danau Kelimutu di Ende, dan juga beberapa destinasi pantai lainnya. Adapun jumlah Wisatawan domestik di wilayah NTT masih didominasi oleh Kota Kupang sebesar 50 persen, sementara wisatawan mancanegara (wisman) dikontribusi oleh Kabupaten Manggarai Barat (Labuan Bajo) sebesar 62 persen, Ende 8 persen, Sikka (Maumere) 8 persen, dan Kota Kupang 7 persen.

"Pulau Komodo di Labuan Bajo masih menjadi tujuan utama favorit bagi wisatawan mancanegara. Sehingga diharapkan tren ini dapat memberikan dampak tidak langsung bagi Kupang. Kupang bisa dioptimalkan potensinya sebagai tempat transit bagi wisatawan dari Indonesia bagian timur dan Timor Leste ataupun luar negeri (Australia)", kata Faik Fahmi.

Berdasarkan data Balai Taman Nasional Komodo, kunjungan wisman Januari-Agustus 2018 mayoritas dikontribusi oleh wisatawan asal Australia (8.100 orang). Diikuti wisman dari Inggris (7,300 wisatawan), Spanyol (6.900), Jerman (6.400), dan Amerika Serikat (6.000).

“Apabila terdapat penerbangan langsung dari Kupang menuju Australia, wisatawan Australia dapat terbang lebih dekat ke Komodo dan kawasan NTT dibandingkan harus transit di Bali. Atau wisatawan Australia tersebut dapat tiba di NTT melalui Kupang, kemudian mengeksplor kawasan NTT dengan regional flights yang tersedia dan pulang kembali ke negaranya dari Bali,” imbuh Faik Fahmi.

Sebagai informasi trafik dari dan menuju Bandara El Tari Kupang saat ini sudah menembus angka 2,1 juta penumpang per tahun.

“Secara umum pergerakan trafik penumpang 14 bandara yang berada di NTT tahun 2015-2017 cukup signifikan dengan CAGR 13 persen. Namun jika melihat perkembangan trafik bandara-bandara seperti Bandara Komodo Labuan Bajo dengan CAGR 25 persen serta Bandara Ende, Bandara Tambolaka, dan Bandara Alor yang CAGRnya di atas 12 persen, menjadi indikator bahwa destinasi wisata itu turut meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung,” jelas Faik.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Insentif dari Angkasa Pura I

Untuk mendukung target wisatawan serta peningkatan trafik pesawat dari dan menuju Kupang melalui Bandara El-Tari, Angkasa Pura I memberikan insentif full berupa bebas biaya landing fee kepada maskapai yang membuka rute baru selama 6 bulan serta bebas biaya promosi di bandara selama 1 bulan. Insentif full biaya landing fee juga diberikan kepada maskapai yang membuka rute baru di Bandara Pattimura Ambon dan Bandara Frans Kaisiepo Biak.

“Diperlukan kerjasama dan sinergi berkelanjutan antara pemerintah daerah, agen perjalanan wisata, maskapai penerbangan, stakeholders terkait serta Angkasa Pura I sebagai operator bandara untuk bersama-sama melakukan pengembangan potensi dan promosi destinasi wisata NTT," kata dia. 

"Kami berkomitmen untuk memberikan perhatian khusus pada pengembangan daerah ini. Kami berharap upaya yang kami lakukan ini dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi kreatif dan pariwisata di NTT,” tambah Faik.

Turut hadir dan menjadi narasumber kegiatan Talkshow ini antara lain Direktur Pemasaran dan Pelayanan Angkasa Pura I Devy Suradji, Gubernur NTT Viktor Laiskodat, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi & Industri Pariwisata Dadang Rizki Ratman, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Travel Blogger Marischka Prudence, CEO Office - Strategic Development Tokopedia Doni Nathaniel Pramana, CO-Founder Du'anyam Hanna Keraf dan sebagai Moderator Andi F. Noya.

Gubernur NTT Viktor Laiskodat mendukung rencana Angkasa Pura I untuk  menggenjot pengembangan pariwisata di NTT. Apalagi saat ini NTT telah memiliki 15 bandara dan 45 pelabuhan yang siap menyambut para wisatawan. 

"NTT adalah provinsi dengan bandara terbanyak tapi pesawat kadang datang kadang tidak. Ada 45 pelabuhan laut tapi tidak ada kapal yang datang dari awal pelabuhan berdiri," jelas dia.

Dengan langkah-langkah yang diterapkan AP I diharapkan makin banyak wisatawan datang ke NTT. "Destinasi wisata kami itu banyak. Kami punya pantai, air terjun, gunung hingga komodo yang luar biasa," tuturnya.

Pemprov pun tak tinggal diam dengan gencar membangun infrastruktur untuk mempermudah akses menuju ke tempat wisata. "Pada 2019, akses-akses ke destinasi wisata akan kami bangun. Khusus jalan provinsi tuntas dalam 3 tahun ke depan," janji Viktor.

 

  • PT Angkasa Pura II atau AP II adalah badan usaha milik negara yang bergerak di bidang pengelolaan dan pengusahaan bandar udara di Indonesia.

    Angkasa Pura II

  • NTT