Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengaturan Hilir (BPH) Migas memastikan ketersediaan bahan bakar minyak (BBM), gas dan listrik mencukupi untuk menghadapi libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Sejumlah perusahaan di sektor terkait juga telah menyiapkan langkah antisipasi untuk libur akhir tahun ini.
Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa mengatakan, pemerintah bersama badan usaha terkait telah membentuk tim satuan tugas (satgas) dan posko nasional sektor ESDM dalam menghadapi libur Natal dan Tahun Baru.
Tim juga telah melakukan rapat dalam rangka mengetahui ketersediaan dan perkiraan konsumsi BBM, gas dan listrik selama periode tersebut.
Advertisement
Baca Juga
"Kita mengkaji yang diamanahkan UU bahwa ketersedian BBM termasuk jenis BBM umum. Karena itu, selain Pertamina, ada AKR, ada Shell Total, Vivo juga BP yang baru launching 28 November lalu dan juga ada Exxon yang sudah bangun beberapa lokasi mini SPBU di beberapa lokasi. Ada juga PLN, ASDP serta mitra kementerian PUPR dan Perhubungan," ujar dia di Kantor BPH Migas, Selasa (11/12/2018).
Dia menjelaskan, tim satgas juga telah menyiapkan fasilitas penyediaan dan pendistribusian BBM, gas dan listrik di daerah rawan bencana serta titik konsentrasi Natal seperti Sumatera Utara, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
Selain itu juga di daerah-daerah tujuan wisata seperti Kota Bukit Tinggi, Pangkal Pinang, Anyer, Puncak Bogor, Lembang Bandung, Yogyakarta, Malang, Bali dan Manado.
"Kemudian ada tambahan ada mobil dispenser di jalan tol tempat pariwisata dari 9 jadi 16 titik. Kemudian kantong BBM dari 44 lokasi menjadi 54 lokasi disiapkan semua. BBM kemasan dari 2,5 kilo liter (KL) jadi 3 KL‎. Jadi ketersediaan disiapkan semua," ungkap dia.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Belajar dari Pengalaman
Dengan peningkatan stok yang dilakukan oleh badan usaha terkait dan belajar dari pengalaman pada libur Natal dan Tahun Baru sebelumnya, Fanshurullah optimistis tidak ada kelangkaan, khususnya untuk BBM dan gas.‎
"Pangkala elpiji dari 28 ribu (titik) jadi 31 ribu. Kita tidak mau terjadi kelangkaan BBM, elpiji 3 kg. Jadi kita betul-betul mengamankan. Pengalaman potensi kelangkaan sudah disiapkan Pertamina untuk diantisipasi dan disiapkan operasi pasar," kata dia.
Sementara untuk konsumsi BBM, Fanshurullah mengungkapkan, untuk Premium diperkirakan akan naik 4 persen dari kondisi normal, yaitu dari 31 ribu KL menjadi 32 ribu KL. Kemudian Pertalite, naik 13 persen dari 47 ribu KL menjadi 53 KL.
"Solar naik 2 persen menjadi 43 ribu KL," tandas dia.
Advertisement