Sukses

Harga Emas Terdongkrak Ekspektasi Perlambatan Kenaikan Bunga The Fed

Untuk harga emas berjangka naik 0,3 persen ke level USD 1.253,10 per ounce.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas menguat pada perdagangan Selasa karena adanya ekspektasi bahwa Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (the Fed) akan memperlambat rencana kenaikana suku bunga di tahun depan.

Dengan adanya ekspektasi tersebut, nilai tukar dolar AS tertekan dan memicu minat investor untuk mengumpulkan atau memindahkan dananya ke emas.

Mengutip Reuters, Rabu (12/12/2018), harga emas di pasar spot naik 0,3 persen ke level USD 1.247,68 per ounce pada Selasa siang waktu New York. Sebelumnya harga emas sempat menyentuh level tertinggi di USD 1.250,55 per ounce.

Sedangkan untuk harga emas berjangka naik 0,3 persen ke level USD 1.253,10 per ounce.

"Rencana kenaikan suku bunga the Fed mengurangi ekspektaasi pelaku pasar untuk kenaikkan selama 18 bulan ke depan dan telah membuat dolar AS mengalami tekanan sehingga mendorong harga emas," jelas Marcus Garvey, analis di ICBC Standard Bank.

"Kami pikir the Fed akan lebih berhati-hati dalam menaikkan suku bunga. Oleh karena itu menurut kami harga emas bisa terus naik di atas level USD 1.200 per ounce," tambah dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Perdagangan Sebelumnya

Pada perdagangan sebelumnya, harga emas turun seiring penguatan Dolar Amerika Serikat (AS), meski volatilitas pasar saham dan prospek laju kenaikan suku bunga AS yang lebih rendah pada 2019 mempertahankan harga emas mendekati posisi puncak dalam 5 bulan.

"Dengan suara pada Brexit ditarik, ada kenaikan dolar yang menekan harga emas pada saat ini," kata Bob Haberkorn, Ahli Strategi Pasar senior di RJO Futures.

Akibat masalah Brexit, Pound turun ke level terlemahnya dalam hampir 1-1/2 tahun terhadap dolar. Ini usai Perdana Menteri Inggris Theresa May menunda pemungutan suara parlemen atas kesepakatan Brexit-nya.

Adapun Dolar rebound setelah membukukan penurunan mingguan terbesar dalam lebih dari tiga bulan pekan lalu karena data ekonomi AS yang lemah mengurangi ekspektasi kenaikan suku bunga AS.

Federal Reserve AS diperkirakan akan menaikkan suku pada pertemuan 18-19 Desember, tetapi fokusnya adalah pada seberapa banyak kenaikan yang akan terjadi di 2019.

Emas cenderung menguat ketika ekspektasi kenaikan suku bunga turun. Ini karena suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang memegang bullion yang tidak menghasilkan dan membebani dolar.

Sementara itu, kerugian pada saham global semakin meningkat dipicu tanda-tanda baru muncul bahwa masalah perang perdagangan AS-Cina berdampak lebih dalam pada pertumbuhan ekonomi dunia.