Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) optimistis dapat meningkatkan penyaluran kredit pada 2019. Diharapkan kredit bank tumbuh double digit.
"Pertumbuhan kredit 11,5 persen tahun depan, ini untuk bank only ya," kata Direktur Keuangan PT Bank Mandiri Tbk, Panji Irawan di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (12/12/2018).
Di sisi lain, Bank Mandiri juga akan terus menjaga kesehatan kualitas kredit. Perseroan berkomitmen menekan Non Performing Loan (NPL/Rasio kredit macet).
Advertisement
"NPL gross kita akan bawa ke level ya kurang lebih sekitar 2,7 persen tahun depan dan pada tahun 2018 ini kita jaga 2,9 persen," kata Panji.
Baca Juga
Namun demikian, Panji mengakui industri perbankan Indonesia masih memiliki tantangan cukup besar ke depan yaitu tren kenaikan suku bunga acuan, kondisi likuiditas yang mengetat, dan volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Ke depan kami cukup optimis dengan kinerja ekonomi dan juga industri perbankan nasional. Hal ini didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang diproyeksi akan lebih baik dari tahun ini, serta kembali stabilnya kondisi politik setelah penyelenggaraan pemilu Presiden dan legislatif 2019," ujar dia.
Hingga September 2018, Bank Mandiri mencatat penyaluran kredit sebesar Rp 781,1 triliun, tumbuh sebesar 13,8 persen bila dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 686,2 triliun.
Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) secara konsolidasian tumbuh sebesar 9,2 persen yoy menjadi sebesar Rp 831,2 triliun dengan komposisi dana murah sebesar 64,5 persen dari total DPK.
Dari sisi laba-rugi, pendapatan bunga bersih tumbuh sebesar 4,2 persen yoy menjadi Rp 40,5 triliun. Sementara pendapatan non-bunga tumbuh sebesar 11,4 persen yoy menjadi Rp18,8 triliun, terutama diperoleh dari bisnis forex treasury, cash recovery, dan penyelesaian masalah pajak.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
Bank Mandiri Prediksi Ekonomi RI Tumbuh 5,2 Persen pada 2019
Sebelumnya, Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,2 persen pada 2019.
Proyeksi ini lebih rendah dari target pertumbuhan ekonomi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2019 sebesar 5,3 persen.
"Jadi summary tahun depan akan lebih baik dari beberapa sisi. Pertumbuhan ekonomi. Ekspektasi forecast kita kecenderungannya sedikit lebih baik, 5,2 persen tahun depan dari sisi growth. Tidak akan melemah," kata dia pada acara Outlook Ekonomi Indonesia 2019, di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu 12 Desember 2018.
Hal tersebut, disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya dari sisi global di mana perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China (Tiongkok) diperkirakan masih akan terus berlanjut hingga 2019.
"Faktor yang tinggi yang mempengaruhi ialah trade war dan kita lihat pertama tahun depan," kata Anton.
Selain itu, hal lain yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dari sisi eksternal ialah kenaikan suku bunga kebijakan di AS, serta pelemahan harga komoditas.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement