Sukses

Menko Darmin Janji Tuntaskan Masalah Jagung di Tingkat Peternak

Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution menuturkan pemerintah berupaya mengendalikan kembali harga pakan jagung di peternak.

Liputan6.com, Blitar - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, berjanji akan segera menyelesaikan masalah terkait tingginya harga pakan jagung ditingkat pertenak.

Hal itu disampaikan, ketika dirinya mendengar langsung beberapa keluhan dari para peternak di Kabupaten Blitar.

"Jadi pokoknya kita akan urusin ini supaya bapak ibu tidak kecewa. Padahal sudah berusaha sekuat tenaga, kita janji," kata Darmin saat ditemui di Kabupaten Blitar, seperti ditulis Jumat (14/12/2018).

Dia menuturkan, pemerintah tidak tinggal diam dan sudah berupaya mengambil keputusan melalui pengadaan impor jagung sebanyak 100.000 ton hingga Desember 2018. Itu dilakukan untuk menekan harga pakan jagung di tingkat para peternak.

"Saya itu memberikan sampai dengan 100.000 ton jadi masih bisa dijalankan. Kita sudah perhitungan bahwa panen jagung tidak perlu nunggu lagi setelah pada Maret dan April," kata dia.

Sementara itu, terkait dengan jumlah impor jagung yang sudah masuk ke Indonesia, dirinya mengaku belum mengetahui angka pastinya. Terlebih, fokus pemerintah adalah berupaya mengendalikan kembali harga pakan jagung di tingkat peternak.

"Saya belum bisa (katakan) takutnya nanti saya salah. Pokoknya kita akan urusin supaya jangan sampai harga jagungnya naik lagi," ungkapnya.

Diketahui, sejumlah para peternak ayam bertelur di Desa Kebon Duren, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar masih mengeluhkan tingginya harga pakan ternak untuk jagung. Kondisi ini pun secara otomatis juga berdampak pada harga telur yang kemudian ikut naik.

"Pakan (jagung) sangat mahal terutama sekarang sampai hampir Rp 6.000 (per kilogram) dan itu menyulitkan peternak," kata salah satu Peternak Ayam, Wahyu Sanjaya saat ditemui di lokasi pertenakan, Kabupaten Blitar, Kamis 13 Desember 2018.

Wahyu mengatakan, tingginya harga jagung tersebut membuat dirinya harus memutar otak dan beralih untuk menggunakan bahan pakan yang lain. Sebab, rata-rata, dalam sehari saja untuk memenuhi sekitar 5.000 ayam miliknya, biaya yang dikeluarkan bisa mencapai Rp 3 juta - Rp 3,5 juta.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

2 dari 2 halaman

Kata Pengusaha soal Harga Jagung

Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Jawa Timur, Hidayatur Rahman mengapresiasi langkah pemerintah yang telah impor pakan jagung sebanyak 100.000 ton. Sebab, apabila itu tidak dilakukan para peternak mandiri semakin tercekik akibat tingginya harga pakan jagung.

"Ini sinyalnya positif. Karena kalau tidak, ini pasti bisa tembus Rp 8.000 per kilogram kalau ini tidak ada impor. Dampaknya peternak semaput," kata dia saat dijumpai di Kabupaten Blitar, seperti ditulis Jumat 14 Desember 2018.

Dia menuturkan, dengan kondisi harga yang saat ini mencapai hampir Rp 6.000 per kilogram (kg) saja banyak para peternak menjerit. Apalagi, harga tersebut dua kali lipatnya dari harga normal yakni di kisaran Rp 4.000 per kilogram.

"Jadi peternak akan mengalami kerugian yang sangat besar, dengan harga Rp 5.800 sekarang saja jagung tidak tersedia dan boleh dibilang kita beli naikin 50 kalau gak naikin tidak dapat barang ditaikin terus ini," ujar dia.

Oleh karena itu, dirinya mengapresiasi pemerintah yang telah memutuskan impor jagung. Sebab, apabila tidak ada impor para peternak tidak mengetahui bakal dapat jagung dari mana. Sedangkan awal tahun tidak lagi masa panen, belum lagi faktor cuaca sedang musim hujan.

"Itu pasti menjadi malapetaka bagi peternak," imbuhnya.

Diketahui, Pemerintah Jokowi-JK memutuskan untuk impor jagung pakan ternak sebanyak 50.000 ton hingga 100.000 ton pada akhir tahun 2018. Hasil impor jagung ini dilakukan untuk menjaga kebutuhan para peternak mandiri.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Â