Liputan6.com, Jakarta Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) berencana menginvestasikan sebagian dana haji yang dikelola di Arab Saudi. Investasi tersebut berkaitan langsung dengan pelayanan jemaah haji.
Kepala BPKH Anggito Abimanyu mengatakan saat ini dana haji kelolaan BPKH mencapai Rp 110 triliun. Dari dana itu, setidaknya sekitar 20 persen bisa diinvestasikan langsung.
"Tahun depan kami prioritaskan investasi di Arab Saudi, karena ada 15-20 persen alokasi dana kelolaan untuk investasi langsung," kata Anggita dalam Indonesia Syaria Economic Festival di Grand City, Surabaya, Jumat (14/12/2018).
Advertisement
Baca Juga
Investasi yang direncanakan mulai dari pendirian hotel, katering, hingga ke sektor penerbangan. Rencana tersebut akan direalisasikan dengan menggandeng beberapa BUMN dan perusahaan Arab Saudi.
BUMN yang saat ini sudah menandatangani Head of Agreement (HoA) dengan BPKH, di antaranya PT Pertamina (Persero) dan Garuda Indonesia. Adapun yang dalam penjajakan adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
“Investasi terkait dana haji, mulai dari penerbangan, hotel, katering. Itulah yang kami prioritaskan di tahun depan. Itu sedang kami lakukan. Investasinya bisa bersifat long term,” ucap dia.
Anggito mengatakan, pengelolaan dana haji ini terus meningkat di setiap tahunnya sekitar Rp 10 triliun. Bahkan, BPKH menyebut dana haji bisa mencapai Rp 150 triliun pada 2022.
Adapun hasil dari investasi ini dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas haji dan biaya efisiensi haji.
JK Usul Investasikan Dana Haji di Sektor Infrastruktur hingga Beli Lahan Sawit
Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) mengusulkan dana haji yang dikelola Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) diinvestasikan di sektor infrastruktur di Indonesia.
Rencananya BPKH berinvestasi di bidang perhotelan, transportasi, dan katering di Arab Saudi. Penjajakan telah dilakukan dan investasi akan dimulai tahun depan.
JK mengatakan, BPKH bisa investasi bukan hanya pada bidang urusan haji, tapi juga bidang lainnya. Karena menurut dia, jika investasi dilakukan di bidang perhotelan, transportasi dan katering di Arab Saudi, itu hanya bisa dimanfaatkan selama tiga bulan saat musim haji.
Baca Juga
"Ini yang harus serius dibicarakan, investasi jangka panjang apa yang bisa dilakukan," ujar dia saat membuka rapat kerja BPKH di Auditorium Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (12/12/2018).
Dia mengingatkan puluhan tahun silam juga pernah dilakukan investasi dana haji dengan membeli kapal. Namun, kemudian rugi karena kapalnya hanya dipakai dalam waktu tiga bulan.
Jusuf Kalla juga menambahkan bahwa dana yang dikelola BPKH diinvestasikan dalam bentuk deposito, maka akan kalah dari inflasi. Menurut dia, dana haji bisa digunakan untuk membangun jalan tol atau juga membeli lahan sawit di Sumatera.
"Investasi harus lebih hati-hati. Kalau pengalaman kita investasi jangka panjang akan menambah terus. Dana haji bisa untuk beli kebun sawit di Sumatera, tol, atau listrik. Semua bisa," ujar dia.
Reporter: Hari Ariyanti
Sumber: Merdeka.com
Advertisement