Sukses

Bukan Negara Muslim, AS Justru Jadi Negara Tujuan Ekspor Utama Fesyen Muslim RI

Dari 10 negara utama, hanya dua negara mayoritas Muslim yang menjadi tujuan ekspor produk fesyen Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Selama ini ekspor utama produk fesyen Muslim Indonesia justru bukan ke negara-negara Muslim. Amerika Serikat (AS) menjadi negara tujuan ekspor utama produk fesyen Muslim Indonesia meski penduduk negara tersebut bukan mayoritas Muslim.

"Ekspor produk muslim, tidak melulu ke negara muslim," ujar Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Tjahja Widjayanti di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Jumat (14/12/2018).

Dia mengungkapkan, dari 10 negara utama, hanya dua negara mayoritas Muslim yang menjadi tujuan ekspor produk fesyen Indonesia. 

"AS nomor 1, mungkin karena nyaman digunakan. Uni Emirat Arab malah nomor 10. Yang lain tidak negara Muslim, kecuali Turki di posisi 5," kata dia.

Tjahja menyatakan, Indonesia juga berpotensi besar menjadi negara pengekspor utama produk fesyen Muslim di dunia. Pasalnya, Indonesia memiliki cukup modal seperti sumber daya manusia dan bahan baku.

"Kita tidak punya kendala jadi pusat busana muslim, karena resource-nya kita punya. SDM ada, bahan baku juga ada. Tinggal buat pendampingan pada para produsen ini," tandas dia.

 

2 dari 2 halaman

RI Berpeluang Besar Jadi Kiblat Produk Fesyen Muslim Dunia

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) optimis Indonesia akan menjadi kiblat fesyen Muslim dunia di 2020. Selain didukung kekuatan pasar sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk Muslim terbanyak di dunia, Indonesia juga memiliki berbagai jenis industri Fesyen yang berdaya saing global.

Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah (IKM) Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan, pihaknya tengah fokus untuk mewujudkan Indonesia menjadi kiblat fesyen Muslim dunia, melalui berbagai program strategis yang siap dilaksanakan pada 2019.

Dia menjelaskan, strategi pengembangan industri fesyen Muslim di 2019 antara lain, pendampingan dan sertifikasi SKKNI bagi penjahit busana Muslim di Jawa Barat dan Jawa Tengah sebanyak 150 IKM.

Kemudian bimbingan teknis dan bantuan alat menjahit bagi WUB Busana Muslim, peningkatan kapasitas (capacity building) bagi IKM yang di Jawa Barat dan Jawa Tengah sebanyak 50 IKM, ikut serta dalam kompetisi Modest Fashion Project (MOFP).

Kemudian, menggelar program Link and Match desainer dengan industri fesyen Muslim, Link and Match industri tekstil dengan industri fesyen Muslim dan desainer. Hal lain memfasilitasi pameran dalam negeri dan luar negeri, ikut serta dalam International Muslim Fashion Festival, serta implementasi Revolusi Industri 4.0 bagi industri fesyen Muslim.

“Kami akan membentuk dan menginkubasi ekosistem bisnis fesyen Muslim. Kami akan membuat platform berbasis augmented reality dan artificial intelligence," ujar dia di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Jumat (14/12/2018).

Menurut Gati, Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi kiblat fesyen Muslim. Saat ini, peluang pasar domestik untuk fesyen Muslim mencapai USD 20 miliar. Indonesia juga baru menguasai 1,9 persen pasar fesyen dunia dengan nilai ekspor USD 13,29 miliar dan termasuk 5 besar negara OKI eksportir fesyen Muslim.

"Hal ini menunjukkan bahwa peluang pasar fesyen Muslim global maupun domestik sangat besar dan yang harus diisi oleh industri fesyen Muslim tanah air, sehingga dapat meningkatkan kontribusi sektor fesyen Muslim bagi PDB nasional," jelas dia.

Â