Liputan6.com, Jakarta Sebagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Perusahaan Gas Negara (PGN) berperan untuk memberantas kemiskinan di Indonesia. Salah satu upaya dengan menyediakan energi gas pada sektor industri yang dapat menyerap banyak tenaga kerja.
Direktur Keuangan PGN, Said Reza Pahlevi mengatakan, Indonesia masih mengalami ketimpangan pembangunan dan perlu pemerataan ekonomi. Kehadiran kawasan industri menjadi keharusan untuk mengatasi hal tersebut.
"Setidaknya, kehadiran kawasan industri yang bisa mengembangkan potensi lokal serta keunggulan komoditas di daerah bisa mengikis kesenjangan tersebut," kata Said, di Jakarta, Jumt (14/12/2018).
Advertisement
Baca Juga
Pemerintah pun telah menjalankan program untuk merealisasikan pemerataan pembangunan, serta mengikis ketimpangan tersebut, melalui pembangunan kawasan industri.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, pemerintah menargetkan pembangunan 10 kawasan industri baru pada 2019. Namun sebelum target waktu yang ditentukan berakhir, pada tahun ini telah beroperasi sebanyak 10 kawasan industri. Kemudian ada tambahan tiga kawasan industri yang akan rampung hingga akhir tahun.
“Tentunya kinerja itu patut diapresiasi, dan sejalan dengan program Nawacita yang diusung pemerintah guna membangun perekonomian nasional yang lebih berkualitas,” tutur Said.
Menurut dia untuk mendukung keberlangsungan kawasan industri, PGN pun ikut ambil peran dengan memasok gas.
Selain berkomitmen menopang kebutuhan energi kawasan industri dengan pasokan gas yang stabil, PGN juga menjanjikan nilai lebih penggunaan gas, sehingga industri bisa berkembang dan lebih banyak menyerap pekerja dan berujung pada pengentasan kemiskinan dan ketimpangan.
Salah satu pelanggan yang mendapatkan banyak manfaat dari penggunaan gas PGN yaitu PT Tomoe Valve Batam yang bergerak di bidang industri katup atau valve. Perusahaan tersebut, mendapat manfaat dari penggunaan gas PGN, berupa penghematan.
Produsen katup yang berlokasi di Latrade Industrial Park, Tanjung Uncang, Batam itu menggunakan gas bumi yang dipasok PGN untuk menggerakkan mesin produksi seperti die casting dan painting.
Dengan menggunakan gas PGN, perusahaan berorientasi ekspor dengan pasar Asia Pasifik itu mengklaim bisa menghemat ongkos produksi mencapai Rp 100 juta per bulan.
Sebagai catatan, sepanjang kuartal I 2018, PGN tercatat berhasil menyalurkan volume distribusi sebesar 836 juta kaki kubik per hari (Million Standard Cubic Feet per Day/MMSCFD) atau naik sebesar 2 persen dibanding kuartal I 2017. Kenaikan tersebut didorong peningkatan konsumsi gas dari sektor Industri.
Kawasan industri Purwakarta Jawa Barat pun menjadi salah satu yang sudah mendapat komitmen PGN untuk mendapat pasokan gas.
Terkait hal ini, PGN telah meneken nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) bersama Perum Jasa Tirta dan PT Multi Optimal Sentosa (MOS).
Dalam kerjasama ini, disebutkan nantinya PGN akan menopang sebagaimana kemampuan dan sumber daya yang dimiliki untuk dipergunakan bagi MOS. Selanjutnya, MoU akan lebih dimatangkan ke dalam surat perjanjian ataupun dokumen tertulis lainnya.
Kelak, perjanjian kerjasama itu akan dijadikan acuan untuk pemanfaatan fasilitas serta skema teknis lainnya.
Selain itu, kawasan industri yang telah memanfaatkan layanan PGN adalah Kawasan Industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur. Kawasan industri itu dikelola PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera (BKMS).
“Sehingga dengan gas PGN, industri bisa nyaman tidak terusik fluktuasi harga, terjamin pasokan, serta jauh lebih hemat dalam jangka panjang,” tandas dia.