Sukses

Mendag Percaya Indonesia akan Untung Lewat Perjanjian IE-CEP

Mendag menyebut akan ada kebebasan ekspor bersama empat negara maju Eropa.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) baru saja menandatangani perjanjian kerjasama Indonesia-EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (lE-CEPA). Lewat penandatangan ini diharapkan dapat mendorong kemitraan ekonomi dengan negara-negara sahabat dari kawasan Eropa.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengungkapkan, perjanjian IE-EFTA yang melibatkan empat negara yakni Swiss, Liechtenstein, Islandia, dan Norwegia ini akan memberikan angin segar di masa mendatang. Sebab, ada beberapa keuntungan yang didapat melalui kerjasama ini.

Mendag menyebut, salah satu keuntungan yang didapat melalui perjanjian kerjasama ini adalah pembebasan tarif terhadap produk ekspor dari keempat negara eropa tersebut. Sebaliknya, produk-produk unggulan Indonesia yang akan masuk ke empat negara tersebut juga tidak dibebaskan tarif masuk.

"Kalau kita 99 persen kita zero tariff kita lakukan itu, kalau dihitung dengan analisa dibuat maka kita diuntungkan. Semua yang kita minta dikasih kok sama mereka EFTA," kata Menteri Enggar saat ditemui di kantornya, Jakarta, Minggu (16/12/2018).

"Jadi di dalam ini kita mendorong dari mereka diundang masuk, kemuduian dari Indonesia juga sebaliknya mendorong masuk perusahaan-perusahaan yang ada untuk masuk ke negara (mereka)," tambahnya.

Mendag menambahkan, dalam hal ini pihaknya tidak hanya ingin melakukan perdagangan bebas saja. Namun lebih ditekankan bagaimana nantinya melalui perdagangan bebas ini akan menjaring masuknya investasi dari keempat negara tersebut.

"Tidak semata-mata kita membuka perdagangan saja tetapi juga menarik investasi. Kita membutuhkan investasi mereka. Jadi, tidak ada satupun perjanjian yang saya lakukan itu merugikan. Tidak ada. Pak Presiden tidak akan mengizinkan kalau itu merugikan," jelas Mendag.

 

2 dari 2 halaman

Ekspor dan Investasi

Seperti diketahui, ekspor utama Indonesia ke EFTA antara lain mencakup perhiasan, perangkat optik, emas, perangkat telepon, dan minyak esensial. Sementara impor utama Indonesia dari EFTA adalah emas, mesin turbo-jet, obat-obatan, pupuk, dan campuran bahan baku industri.

Sementara, nilai investasi negara-negara anggota EFTA di Indonesia pada 2017 baru mencapai USD 621 juta dan dengan ditandatanganinya lndonesia-EFTA CEPA ini diharapkan lebih banyak lagi investor dari negara-negara EFTA yang menanamkan modalnya di Indonesia.