Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengatakan, salah satu manfaat perhelatan IMF-World Bank Annual Meeting di Bali adalah turut mendatangkan devisa.
Mantan Menteri Keuangan ini menyebutkan pertemuan tahunan yang diselenggarakan 8-14 Oktober 2018 tersebut berhasil mendatangkan devisa senilai Rp 396 miliar.
Angka tersebut terdiri atas Rp 341 miliar yang berasal dari pengeluaran peserta luar negeri dan Rp 55 miliar yang merupakan pengeluaran operasional yang dilakukan pihak IMF maupun World Bank.
Advertisement
Baca Juga
"Khusus untuk IMF-World Bank Annual Meeting kita hitung devisa masuk hanya selama even adalah 396 miliar. Rp 341 dari peserta luar negeri, Rp 55 miliar dari apakah WB atau IMF karena mereka juga jadi host selain pemerintah Indonesia," kata dia, dalam konferensi pers, di Jakarta, Selasa (18/12/2018).
Selain itu, survei Bappenas mencatat pengeluaran para peserta pertemuan IMF-World Bank juga jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan wisatawan non-peserta.
Jika rata-rata belanja wisatawan asing pada umumnya sebesar USD 1.200, peserta pertemuan rata-rata membelanjakan USD 2.800.
"Karena yang datang banyak CEO kelas dunia dan pejabat dari berbagai negara. Ini jatuhnya ke bali dan Indonesia," tutur dia.Â
Â
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
Â
Pertemuan IMF-World Bank Memberikan Dampak Positif bagi Investasi
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan perhelatan IMF-World Bank (WB) Annual Meeting di Bali memberikan dampak sangat positif bagi iklim investasi di Indonesia.
Pertemuan yang dilaksanakan pada 8-14 Oktober 2018 tersebut, kata dia, sangat penting dalam terbangunnya citra positif Indonesia di mata dunia. Dengan demikian, menarik peluang investasi dari luar.
"Sangat banyak, kita di dunia internasional (pertemuan) di Korea, 2 hari lalu itu sangat mudah menjual peluang di Indonesia," kata dia, di Kantor Bappenas, Jakarta, Selasa 18 Desember 2018.
"Saya berpikir kenapa kita enggak menjadi pemain global. Trust sudah dicapai, kita tinggal bagaimana mengejar mereka sudah tidak susah lagi. Karena IMF-World Bank Annual Meeting kasih rekomendasi yang paling tinggi untuk Indonesia," lanjut dia.
Ketua Panitia Nasional Penyelenggaraan IMF-WB ini mengatakan beberapa perusahaan bahkan sudah secara terang-terangan menunjukkan minat untuk berinvestasi di Indonesia.
Sebagai contoh, Luhut menyebut produsen mobil asal Korea Selatan, Hyundai telah menyatakan minat untuk berinvestasi di sektor industri mobil listrik. "Kemarin kita ke Korea Selatan. Katanya Hyundai mau relokasi mobil listriknya ke indonesia untuk membuat indonesia menjadi hub," tutur dia.
Selain akibat perhelatan IMF-World Bank Annual Meeting di Bali, tentu juga disebabkan potensi industri lithium battery di Indonesia yang sedang tumbuh.
"Karena Indonesia mempunyai produksi lithium battery yang kita kerjasamakan dengan perusahan China, produsen lithium battery terbesar di dunia yang bersaing dengan LG dan Panasonic. Lalu LG dia juga mau dan Panasonic," ujar dia.
Kepada industri yang telah menyatakan minat tersebut, kata Luhut, Indonesia menjamin proses perizinan yang cepat dan transparan.Â
"Hyundai tanya bagaimana license (perizinan), saya bilang saya yang urus. Pokoknya saya bilang bawa duit dan teknologi dan indonesia terlibat. Saya bilang bawa tim mu. Saya akan minta kementerian terkait supaya urus jadi cepat selesai," ungkapnya.
"Sehingga jangan ada lagi sogok-menyogok ditangkap KPK lagi. Jadi saya yang urus. Sambil tunggu OSS selesai dikerjakan. Indonesia itu akan sangat transparan. Dengan OSS selesai, itu akan mem-bypass proses perizinan tidak akan ada lagi KKN," tutur dia.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement