Liputan6.com, New York - Harga emas menguat dan bertahan di level tertingginya sejak Juli. Namun, harga emas melemah usai the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunga seperti yang diperkirakan.
The Federal Reserve menaikkan suku bunga 0,25 persen menjadi 2,25 persen-2,50 persen. Bank sentral AS atau the Federal Reserve memberikan sinyal kenaikan suku bunga hanya dua kali pada 2019 dari target semula sebanyak tiga kali. Kemudian menaikkan suku bunga sebanyak satu kali pada 2020.
“Reaksi awal pelaku pasar terhadap kenaikan suku bunga sedikit negatif, tapi saya pikir kita mengaitkannnya dengan berita,” tutur Brien Lundin, Editor Gold Newsletter, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (20/12/2018).
Advertisement
Baca Juga
Jelang pertemuan the Fed, harga emas untuk pengiriman Februari naik 0,2 persen atau USD 2,8 menjadi USD 1.256,40 per ounce. Harga tersebut tertinggi untuk kontrak sejak 10 Juli. Sepanjang 2018, harga emas sudah menguat 2,4 persen.
Dalam perdagangan elektronik, harga emas untuk pengiriman Februari lebih rendah diperdagangkan di posisi USD 2.247 per ounce.
"Banyak investor telah membeli emas sebelum keputusan the Fed sebagai aset lindung nilai jika mereka dikejutkan dengan harga stabil. Selain itu pernyataan the Fed juga tidak sepenuhnya menyenangkan spekulan,” kata Lundin.
Dibayangi Keputusan The Fed
Ia menambahkan, kenaikan suku bunga the Fed selama siklus pengetatan ini semula menjadi sentimen negatif kini bergerak positif dengan sangat cepat. Ia percaya pasar akan melihat pola pengulangan dari tiga tahun sebelumnya dengan kenaikan suku bunga the Federal Reserve akhir tahun menjadi titik untuk reli harga emas.
Seperti diketahui, kenaikan suku bunga dapat mengurangi daya tarik logam mulia termasuk emas. Di sisi lain indeks dolar AS melemah 0,2 persen ke posisi USD 96,91. Sebelumnya dolar AS menguat usai keputusan the Fed.
“Saya pikir pernyataan dan sinyal hanya akan ada dua kenaikan suku bunga pada 2019 memberikan stabilitas untuk pergerakan harga emas pada 2019. Kecuali ada sesuatu yang berubah dengan tarif impor AS-China dan Brexit atau bahkan Korea Utara. Harga emas bisa agak tenang dari sekarang hingga Januari,” tutur Wakil Presiden Eksekutif GoldMining Inc, Jeff Wright.
Ia menambahkan, pelaku pasar juga akan fokus terhadap rilis data ekonomi mulai dari pertumbuhan ekonomi, upah dan inflasi.
Adapun pergerakan harga logam lainnya yaitu harga perak naik 0,8 persen menjadi USD 14,818 per ounce. Harga tembaga menguat 1,9 persen menjadi USD 2.716 per pound. Harga platinum untuk Januari naik 0,2 persen menjadi USD 796 per ounce. Harga palladium untuk pengiriman Maret naik 1,9 persen menjadi USD 1.201,30 per ounce.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement