Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memastikan stabilitas sistem keuangan tetap terjaga disertai intermediasi perbankan yang meningkat dan risiko kredit yang terkelola dengan baik.
Gubernur BI Perry Warjiyo memaparkan, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan tetap tinggi mencapai 22,9 persen pada Oktober 2018 dan rasio likuiditas (AL/DPK) masih aman yakni sebesar 19,2 persen pada Oktober 2018.
Advertisement
Baca Juga
"Selain itu, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tetap rendah yaitu sebesar 2,6 persen (gross) atau 1,2 persen (net)," kata Perry di kantornya, Kamis (20/12/2018).
Sementara itu, dari fungsi intermediasi perbankan, pertumbuhan kredit pada Oktober 2018 tercatat sebesar 13,3 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 12,7 persen (yoy).
Adapun pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2018 sebesar 7,6 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,6 persen (yoy).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sektor Pasar Modal
Dari Sektor pembiayaan ekonomi melalui pasar modal, penerbitan saham (IPO dan rights issue), obligasi korporasi, Medium Term Notes (MTN), dan Negotiable Certificate of Deposit (NCD) selama Januari hingga Oktober 2018 tercatat sebesar Rp178,9 triliun (gross).
"Turun dibandingkan dengan capaian periode yang sama pada 2017 sebesar Rp 231,6 triliun (gross)," ujarnya.
Perry mengungkapkan, pada 2019, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan kredit berada dalam kisaran 10-12 persen (yoy) sedangkan pertumbuhan DPK diprakirakan sekitar 8-10 persen (yoy).
"Ke depan, Bank Indonesia akan terus berkoordinasi dengan otoritas terkait guna turut menjaga stabilitas sistem keuangan, termasuk memantau kecukupan dan distribusi likuiditas di perbankan," tutupnya.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Advertisement