Sukses

67 Pos Pengamat Gunung Api Selesai Direnovasi

Badan Geologi merenovasi 3 pos pengamatan gunung api besar, yaitu Pos Gunung Krakatau, Ijen dan Agung pada 2018.

Liputan6.com, Bali - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyelesaikan renovasi 67 ‎pos pemantauan gunung api di Seluruh Indonesia pada tahun ini. Sementara sebanyak 12 pos ditargetkan selesai pada 2019. 

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Rudy Suhendar mengatakan, Badan Geologi merenovasi 3 pos pengamatan gunung api besar, yaitu Pos Gunung Krakatau, Ijen dan Agung pada 2018.

Selain itu, sebanyak 64 pos menjalani renovasi kecil. Adapula pos yang baru dibangun yakni Pos Gunung Api Werung di Nusa Tenggara Timur.

"Pada 2019 mendatang, Badan Geologi akan merenovasi besar seperti di Pos Pengamatan Gunung Agung ini sebanyak 12 pos pengamatan gunung api di beberapa wilayah di Indonesia yang membutuhkan renovasi," kata dia di Karang Asem, Bali, Rabu (26/12/2018).

Kepala Pengamatan Gunung Api Agung, I Dewa Made Nertayasa menyatakan, diperbaikinya pos pengamatan akan membuat rekan-rekan pengamat lebih nyaman dalam bekerja selama 24 jam.

"Dengan direnovasinya tempat kami bekerja ini. Kami lebih nyaman melaksanakan tugas dan memonitor aktivitas gunung api. Kami bisa bekerja 24 jam dengan lebih nyaman. Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak menteri atas perhatian beliau terkait kenyamanan pos gunung api, semoga pos-pos gunung api yang lain juga bisa direnovasi sesuai kebutuhan," papar Dewa.

Pos Pengamatan Gunung Api Agung berada di dua lokasi, satu di Rendang (selatan - barat daya), Budakeling (tenggara) dan Batulompeh (utara). Pos Pengamatan ini mulai beroperasi pada 1964 hingga saat ini, memantau aktivitas Gunung Agung secara menerus 24 jam setiap hari.

Saat ini terdapat 6 orang Pengamat Gunung Api yang bertugas di Pos Pengamatan Gunung Agung di Pos Rendang maupun Pos Batulompeh. Sementara itu Pos Budakeling hanya digunakan jika diperlukan dan sesuai kebutuhan.

Gunung Agung dimonitor dengan menggunakan 16 stasiun seismik, 5 stasiun GPS, 3 stasiun Tiltmeter, 2 CCTV, 1 Thermal Camera, 1 set pengukur gas DOAS dan 1 set Drone.

Dengan sistem pemantauan yang ada sekarang menjadikan Gunung Agung sebagai salah satu gunung api yang paling lengkap peralatan pemantauannya, bersama Gunung Merapi di Yogyakarta dan Gunung Sinabung di Sumatera Utara.

Pos Pengamatan Gunung Agung menjadi satu-satunya tempat. Semua pihak dapat memperoleh segala informasi aktivitas Gunung Agung terkini, di samping dapat mengamati secara visual langsung aktivitas Gunung Agung dari jarak yang aman.

2 dari 2 halaman

Resmikan Pos Pemantauan Gunung Agung, Hal Ini Jadi Perhatian Menteri Jonan

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meresmikan pos pemantauan Gunung di Karang Asem, Bali‎, yang telah rampung direnovasi.

Jonan mengatakan, ‎Kementerian ESDM melakukan renovasi skala besar dan kecil serta membangun baru pos pemantau gunung. Ini salah satunya ada Pos Pemantauan Gunung Agung.

"Pagi ini saya coba melihat renovasi besar gedung pos pengamatan Gunung Agung di Rendang‎. Saya juga minta bahwa semua pos di renovasi, kalau dibangun ya dibangun baru. Walau tidak pakai tambahan anggaran minta-minta ya sudah dihemat," kata dia di Pos Pengamatan Gunung Agung, Bali (26/12/2018).

Menurut Jonan, pos pengamatan Gunung Agung di Kecamatan Rendang tersebut termasuk yang ukuran besar, serta memiliki alat terlengkap di Indonesia.‎

Sebelum meresmikan pos pemantauan Gunung Agung tersebut, Jonan melakukan pemeriksaan ruangan termasuk toilet dan alat pemantau‎. Dia pun menyayangkan, meski bangunan pos pemantauan relatif baru tetapi kondisi toilet kurang bersih.

‎"Saya baru masuk liat toilet, ini toiletnya kotor. Ketua kelasnya siapa?," ujar Jonan.

Menurutnya, setiap mengunjungi pos pemantauan gunung api selalu mendapati toilet yang kurang bersih.‎ Jonan pun memberi arahan ke petugas pemantau untuk menjaga kebersihan toilet, bahkan jika para petugas tersebut tidak mampu membersihkan toilet dia akan memanggil petugas kebersihan PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk mengajari.

"Saya setiap ke pos pengamat toiletnya rusak. Semuanya harus membersihkan masa saya harus bawa anak-anak kereta api untuk ngajarin bersihin toilet. Saya ke pos Merapi juga sama toiletnya kotor," tutur Jonan.

Jonan pun berencana melakukan kunjungan ke pos pengamatan gunung api lainya, termasuk di Gunung Agung.

Dia pun mengancam jika kembali menemukan toilet dalam keadaan kotor, akan menginstruksikan kepala pos melakukan pembersihan di bawah langsung pengawasannya.

Kebersihan pos pengamatan gunung api harus dijaga, hal ini untuk menjaga kenyamanan dan semangat para petugas pengamat. Sebab posisi pos pengamat yang jauh dari kehidupan masyarakat akan membuat tidak nyaman jika tempat bekerjanya kotor.

"Alat pengamatan kalau pos besar ya lengkap, hanya lokasinya tidak bisa dipindah, karena itu setiap pos harus nyaman supaya sungguh-sungguh bekerja," tandasnya.

Video Terkini