Sukses

Peran Penting KUR dan Kupedes BRI bagi Nasabah dalam Menciptakan Shared Values

Nasabah BRI anggap penting KUR dan Kupedes dalam menciptakan shared values atau nilai bersama.

Liputan6.com, Jakarta Apabila membicarakan tentang pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), biasanya nama Bank Rakyat Indonesia (BRI) langsung terlintas di pikiran. Pasalnya, BRI merupakan pionir dalam pembiayaan UMKM berkelanjutan, baik di Indonesia maupun dunia. BRI memberikan pembiayaan bagi para pelaku usaha dalam bentuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Kredit Usaha Pedesaan (Kupedes).

Sekretaris Perusahaan BRI, Bambang Tribaroto, mengatakan bahwa sebagian besar anggaran KUR dari Pemerintah dibebankan kepada BRI. Dengan begitu, BRI menyediakan pelayanan yang lebih istimewa dalam penyaluran KUR kepada masyarakat.

"Sebagian besar (anggaran KUR) itu kan dibebankan kepada BRI, tentunya kita melayaninya juga lebih (baik) dengan jumlah tenaga yang lebih banyak," ujarnya, saat ditemui dalam kegiatan Diseminasi Hasil Survey Persepsi Nasabah terhadap Kontribusi KUR dan Kupedes BRI dalam Pembentukan Nilai Bersama, di Perpustakaan Universitas Indonesia, Kamis (27/12/2018).

Pada 2018, pemerintah menganggarkan Rp 116 triliun untuk KUR. Anggaran tersebut disebarkan kepada bank-bank BUMN di Indonesia untuk kemudian disalurkan kepada UMKM. BRI sendiri tahun ini mendapat anggaran Rp 79 triliun atau 68,1 persen dari total anggaran nasional.

Sebagai bank BUMN yang memperoleh anggaran KUR paling besar, BRI tak hanya berperan untuk menyalurkan KUR kepada pelaku UMKM, tetapi juga mejadi agen pembangunan. BRI selalu berupaya menciptakan shared value bagi para nasabahnya. Dengan kata lain, manfaat dari KUR tak hanya sampai di nasabah saja, tetapi bisa dirasakan juga oleh lingkungan sekitarnya.

Menurut Ketua Tim Peneliti  Survey Persepsi Nasabah terhadap Kontribusi KUR dan Kupedes BRI sekaligus dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI, Rofikoh Rokhim, shared value membuat manfaat dari KUR terus sustain dan dirasakan dalam jangka panjang.

"KUR tidak hanya membebaskan diri pelaku UMKM dari modal yang besar dan membantu mereka membayar cicilan, tetapi juga membentuk nilai bersama. Bagaimana nasabah mengelola keuangannya dengan baik dan menjaga lingkungan sekitarnya. Misalnya, pelaku usaha kuliner menggunakan kulkas hemat listrik. Juga membuka lapangan kerja bagi orang-orang di sekitarnya," ucapnya.

BRI bekerja sama dengan civitas akademika FEB UI pun melakukan survei terhadap nasabah KUR dan Kupedes BRI. Survei ini bertujuan untuk melihat persepsi nasabah tentang seberapa penting penyaluran KUR dan Kupedes dari BRI dalam membantu mereka menciptakan shared value bagi pemangku kepentingannya.

Ada tiga tingkatan Creating Shared Values (CSV) yang diukur dalam survei tersebut, yaitu me-review produk dan pasar (level 1), meredefinisi produktivitas pada rantai nilai (level 2), dan mendorong pengembangan kluster (level 3).

Hasil survei yang dilakukan terhadap 80.090 nasabah KUR dan 95.195 nasabah Kupedes menunjukkan bahwa mereka menganggap penyaluran KUR dan Kupedes BRI berperan penting dalam membantu nasabah untuk menciptakan shared value dari proses redefinisi produk dan pasar. Sebagian besar dari mereka menganggap penting peran KUR dan Kupedes terhadap peningkatan pendapatan usaha, terutama bagi nasabah yang berada di luar Pulau Jawa.

Di level 2, nasabah memiliki persepsi bahwa penyalurkan KUR dan Kupedes memiliki peran penting dalam membantu nasabah menciptakan shared value dari proses perbaikan produktivitasnya. Nasabah menganggap KUR dan Kupedes berperan penting dalam peningkatan produkitvitas usaha.

Berlanjut ke level 3, nasabah menganggap penting peran KUR dan Kupedes dalam menciptakan shared value bagi pengembangan kluster usaha. Terutama, peran KUR dan Kupedes dalam memenuhi permintaan konsumen.

Para peneliti pun menyimpulkan dari hasil survei tersebut bahwa penyaluran kredit KUR dan Kupedes mendapat persepsi penting dalam membantu nasabah menciptakan shared value. Namun, masih ada ruang bagi BRI untuk meningkatkan creating shared values di level 3 dengan lebih memberdayakan kluster usaha nasabah.

 

 

(Adv)