Liputan6.com, Jakarta - PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN), anak usaha PT Jasa Marga (Persero) Tbk, memastikan lereng yang tergerus air di KM 489+500 A Salatiga menuju Kartasura telah kembali seperti semula.
Hal itu setelah dilakukan perbaikan selama tiga hari untuk pengerjaan rounding bahu jalan yang tergerus di Jalan Tol Salatiga-Kartasura.
Pengerjaan dan perbaikan yang dilakukan yaitu ada tujuh tahapan. Pertama, pemotongan bagian talud yang tergerus. Kedua, pemasangan dinding penahan tanah tinggi 2 meter. Ketiga, dilakukan penimbunan talud menggunakan material berbutir dilakukan lapis per lapis dan dipadatkan menggunakan baby roller.
Advertisement
Baca Juga
Pengerjaan selanjutnya dengan memasang guardrail berikut reflektornya. Kemudian perbaikan saluran penangkap air permukaan, penanaman rumput pelapis talud, dan terakhir pembersihan area kerja.
"PT JSN memastikan perbaikan ini sudah sesuai dengan prosedur kerja dalam penanganannya dan spesifikasi teknis jalan tol," ungkap Direktur Utama PT Jasamarga Solo Ngawi David Wijayatno kepada wartawan, Sabtu (29/12/2018).
Sebelumnya, pada Rabu 26 Desember 2018, rounding bahu jalan di Jalan Tol Salatiga-Kartasura tergerus karena belum sempurnanya saluran drainase tepi jalan tol dan belum tumbuhnya rumput di lereng timbunan.
Akibatnya, saat hujan, air mengalir langsung ke arah rounding bahu jalan yang menyebabkan kerusakan sepanjang kurang lebih 20 meter. Selama perbaikan ini, sisi jalur yang terdapat kerusakan hanya bisa dilalui satu lajur.
Lereng Pinggir Jalan Tol Salatiga-Solo Runtuh Tergerus Air
Sebelumnya, lereng pinggir Jalan Tol Salatiga-Kaltasura mengalami kerusakan akibat tergerus air. Ini terjadi tepat di timur Balai Desa Tanjungsari, Kecamatan Banyudono, Boyolali. Tanah timbunan penopang jalan tol longsor. Kejadian ini sudah terjadi dua hari lalu, dan telah dalam perbaikan otoritas terkait.
Timbunan tanah setinggi kurang lebih 10 meter itu longsor sepanjang 100 meter. Konstruksi rigid beton jalan tol itu jadi menggantung, seperti sebuah goa yang cukup lebar dan dalam.
Longsoran tanah juga menutup saluran irigasi teknis persawahan warga. Jika tidak segera ditangani, akan berdampak pada saluran irigasi sawah petani. Pengendara tol juga mengaku kaget dengan kejadian tol tersebut.
Menurut manager Administrasi PT Jasamarga Solo-Ngawi (JSN), Fatahillah, mengaku kejadian itu sudah cukup lama. Tapi warga kemungkinan baru mengetahuinya Senin lalu 24 Desember 2018.
“Yang ambrol bukan di jalan tolnya, tapi tanah di pinggir jalan tol yang tergerus aliran air, dan kami langsung memperbaikinya,” ujarnya seperti dikutip Jawa Pos Radar Solo, Rabu 26 Desember 2018.
Direktur Utama PT Jasa Marga Solo-Ngawi (JSN), David Wijayatno, jalan tidak rusak, melainkan hanya saluran air yang belum berfungsi optimal. Ia pun memastikan jalan masih bisa dilalui pengendara.
"Terjadi di KM 489+500 arah Salatiga menuju Solo di jalan Tol Salatiga-Kartasura. Lereng tergerus air hujan karena saluran air belum berfungsi optimal. Jadi bukan badan jalannya ambrol atau ambles. Badan jalan masih utuh hanya lerengnya saja yang tergerus sepanjang 20 meter. Saat ini sedang dilakukan perbaikan dan akan selesai paling lambat dalam empat hari ke depan," ujar dia dalam pernyataan yang diterima Liputan6.com, Rabu 26 Desember 2018.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement