Liputan6.com, Jakarta Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk memutuskan melakukan perubahan susunan Direksi dan Komisaris BRI. Keputusan tersebut dibacakan oleh Direktur Konsumer Handayani.
“Pada mata acara kedua ada perubahan pengurus. Pertama mengukuhkan pemberhentian Jeffry J. Wurangian sebagai Komisaris Perseroan dan memberhentikan Kuswiyoto sebagai Direksi Perseroan. Kedua Mengangkat Sunarso sebagai Wakil Direktur Utama Perseroan,” kata Handayani dalam Konferensi Persnya di Gedung BRI I, Jakarta, Kamis (3/1).
Advertisement
Untuk diketahui Sunarso saat ini menjabat sebagai Direktur Utama PT Pegadaian (Persero). Pengangkatan Sunarso berlaku efektif oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test).
Direktur Utama Suprajarto mengatakan penunjukkan sekaligus penempatan posisi Sunarto sebagai Wakil Direktur Utama merupakan keputusan dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Adapun susunan Dikresi dan Komisaris BRI yang baru adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama/Komisaris Independen : Andrinof A. Chaniago
Wakil Komisaris Utama/Komisaris : Gatot Trihargo
Komisaris : Hadiyanto
Komisaris : Nicolaus Teguh Budi Harjanto
Komisaris Independen : A. Fuad Rahmany
Komisaris Independen : A. Sonny Keraf
Komisaris Independen : Mahmud
Komisaris Independen : Rofikoh Rokhim
Direksi
Direktur Utama : Suprajarto
Wakil Direktur Utama : Sunarso
Direktur Manajemen Risiko : Mohammad Irfan
Direktur Human Capital : R. Sophia Alizsa
Direktur Keuangan : Haru Koesmahargyo
Direktur Hubungan Kelembagaan : Sis Apik Wijayanto
Direktur Ritel dan Menengah : Supari
Direktur Teknologi Informasi dan Operasi : Indra Utoyo
Direktur Mikro dan Kecil : Priyastomo
Direktur Jaringan dan Layanan : Osbal Saragi R.
Direktur Kepatuhan : Achmad Solichin Lutfiyanto
Direktur Konsumer : Handayani
Selain itu, RUPSLB juga membahas acara kinerja keuangan BRI hingga Triwulan III 2018. Hingga akhir September 2018, BRI mampu mencatatkan kinerja yang tumbuh positif sesuai dengan target yang ditetapkan di awal tahun. Perseroan mampu mencatatkan pertumbuhan kredit, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga dan laba yang lebih tinggi dibanding industri.
“Ini karena BRI fokus pada segmen Bisnis Mikro dan Ritel sebagai penopang utama profitabilitas,” jelas Handayani.
Meski total aset Perseroan pada 30 September 2018 meningkat 13,9% (YoY) menjadi Rp1.183,4 triliun sementara penyaluran kredit BRI tumbuh 16,5% (YoY) mencapai Rp808,90 triliun. Namun BRI tetap memprioritaskan penyaluran kredit pada segmen Mikro, Kecil dan Menengah (MKM).
Tercatat porsi kredit Mikro Kecil Menengah (MKM) BRI sebesar 76,9% dari total kredit. Dengan fokus pada segmen UMKM, NPL gross BRI pada Triwulan III Tahun 2018 tetap dapat terjaga di level 2,54%, lebih rendah dibandingkan NPL gross industri perbankan yang tercatat sebesar 2,66%.
Sampai Triwulan III Tahun 2018, BRI secara konsolidasi berhasil mencatat perolehan laba bersih sebesar Rp23,55 triliun, atau meningkat 14,6% dibandingkan Triwulan III Tahun 2017. Perolehan laba tersebut didorong oleh tetap terjaganya pertumbuhan asset produktif yang berkualitas serta efisiensi biaya, baik biaya operasional, maupun biaya pencadangan kerugian penurunan nilai.
(*)