Sukses

Mulai 8 Januari, Lion Air dan Wings Air Kenakan Tarif Bagasi

Grup Lion Air mengeluarkan kebijakan penghapusan kebijakan free bagasi mulai 8 Januari 2018 untuk penerbangan Lion Air dan Wings Air.

Liputan6.com, Jakarta - Grup Lion Air mengeluarkan kebijakan penghapusan kebijakan free bagasi mulai 8 Januari 2018 untuk penerbangan Lion Air dan Wings Air.

Kebijakan ini sudah disampaikan manajemen masing-masing perusahaan ke seluruh agen travel. Dalam surat tersebut dinyatakan kebijakan penghapusan free baggage 10 kg tersebut berlaku untuk seluruh penerbangan domestik. 

"Bagi penumpang yang membawa bagasi dapat melakukan pembelian voucher bagasi melalui travel agent, website Lion Air atau kantor penjualan Lion Air Group," tulis surat tersebut, yang dikutip, Jumat (4/1/2019).

 

Adapun pembelian voucher tersebut dapat dibeli sebelum dan sesudah issued tiket. Selain itu, disebutkan biaya pembelian voucer bagasi lebih murah jika dibandingkan biaya kelebihan bagasi.

"Voucher bagasi ini dapat dibeli paling lambat 6 jam sebelum jam keberangkatan," tulisnya.

Manajemen Lion Air membenarkan ada surat pemberitahuan tersebut. Hanya saja, pernyataan resmi perusahaan akan disampaikan melalui siaran pers yang tengah disusun.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

2 dari 2 halaman

28 Investor Tertarik Kelola Bandara Kualanamu

Sebelumnya, PT Angkasa Pura II (Persero) terus tindak lanjuti konsep kemitraan strategis untuk pengelolaan Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara. Langkah ini merupakan hasil tindak lanjut penandatanganan nota kesepahaman strategic partnership dalam kegiatan Indonesia Investment Forum yang dilaksanakan di Nusa Dua, Bali, Oktober 2018 silam.

Menggandeng Danareksa Sekuritas sebagai mitra pendamping dalam proses penawaran kemitraan, Angkasa Pura II (AP II) membuka kesempatan bagi calon investor yang berminat untuk bekerjasama dalam pengelolaan dan investasi bersama di Bandara Internasional Kualanamu.

Terhitung sejak 8 Oktober lalu, Angkasa Pura II telah mengantongi izin dari Menteri BUMN terkait pembentukan anak perusahaan yang akan mengelola dan melakukan pengusahaan Bandara Internasional Kualanamu. Hal ini sebagai langkah cepat pelaksanaan implementasi kemitraan strategis tersebut.

Presiden Direktur Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, coba menjelaskan terkait rencana terdekat yang akan dilakukan tim manajemen perseroan. Menurutnya, langkah cepat telah dilakukan dengan pembentukan anak perusahaan PT Angkasa Pura Aviasi yang akan fokus mengelola kemitraan strategis Bandara Internasional Kualanamu

"Fase kemitraan strategis ini terbagi menjadi 3 yaitu preparation and market sounding, bidding process, dan partner selection dimana saat ini AP II telah menyelesaikan proses preparation and market evaluation dan sedang melakukan key term sheet evaluation untuk dilanjutkan ke fase selanjutnya," ujar dia 30 Desember 2018.

Awaluddin menyatakan, calon mitra strategis pengelolaan Bandara Internasional Kualanamutidak hanya berasal dari dalam negeri, namun juga berasal dari luar negeri. Hingga saat ini, sudah terdapat 28 calon mitra strategis yang telah menyampaikan Letter of Intent (LOI) kepada Angkasa Pura II.

Adapun proses key term sheet evaluation dilakukan untuk penyusunan dokumen Request For Proposal (RFP) agar dapat segera didistribusikan kepada calon mitra strategis. Kemudian dilanjutkan dengan rangkaian proses uji tuntas dan proses implementasi transaksi yang ditargetkan pada pertengahan 2019 telah terpilih mitra pemenang.

Periode September-Oktober 2018 menjadi momen awal bagi Angkasa Pura II untuk bergerak memperkenalkan bandara komesial terbesar keempat di Indonesia tersebut.

Manajemen Angkasa Pura II melakukan kegiatan market sounding pada acara Global Airport Develoopment (GAD) Forum di Singapura. Dilanjutkan dengan kegiatan one-on-one meetingdalam event IMF World Forum di Bali bersama 12 calon mitra strategis yang berasal dari sejumlah negara Eropa dan Asia.

"Serangkaian proses administrasi sedang kami jalankan dan tentu dalam perjalanannya, kami juga telah memiliki persyaratan utama kepada calon mitra. Yang jelas harus mampu dan berpengalaman mengelola bandara serta menaikkan traffic, memiliki pengetahuan sisi operasional dan bisnis bandara, dan juga harus memiliki kemampuan untuk memberikan pendanaan dalam jangka Panjang," ujar Awaluddin.

Â