Sukses

Cerita Pengemudi GoJek Pertama, Dikalungi Golok dan Diintimidasi Opang

Adalah Mulyono, driver GoJek dengan nomor registrasi 0001 alias orang yang tercatat pertama kali sebagai pengemudi.

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah pengemudi (driver) ojek online terus bertambah. Saat ini jumlahnya diperkirakan sudah mencapai jutaan orang.

Lalu, siapakah sebenarnya orang yang menjadi driver pertama GoJek di Indonesia ?

Adalah Mulyono, driver GoJek dengan nomor registrasi 0001 alias orang yang tercatat pertama kali sebagai pengemudi.

Pria berusia 52 tahun ini mengungkapkan awalnya dia berprofesi sebagai ojek pangkalan (opang) bersama 14 orang rekan sesama opang. Kemudian dengan info yang didapat dari seorang teman, dia nekat mendaftar sebagai pengemudi Gojek pada 2010.

"Waktu itu Pak Nadiem (founder Gojek) masih kuliah. Jadi, saya dapat info dari temen kalau mau masuk GoJek datang ke Pasar Mayestik. Saya tanya-tanya, saya cari info apa itu GoJek. Saya langsung gabung," kata Mulyono saat ditemui dalam acara safety riding di kawasan Cakung, Jakarta Timur, Minggu (6/1/2019).

Tak butuh waktu lama. Seminggu kemudian Mulyono mendapat panggilan dan mengobrol langsung dengan Nadiem. "Ditanya bener enggak mau gabung GoJek. Ajak temen-temen yang lain," ujarnya.

Mulyono kemudian mengajak rekan-rekannya di pangkalan. Namun, hanya dua orang yang ikut bergabung dengannya. "Saya ini driver pertama, jadi (nomor registrasinya) 0001. Saya sendiri pun tidak tahu," ungkapnya.

Dia menambahkan, saat itu seragam GoJek belum hijau seperti sekarang, yakni seragam berwarna abu-abu. Cara memesannya pun belum segampang sekarang.

"Awal gabung Gojek itu kan belum pakai aplikasi, tapi by phone. Jadi, kita ditelepon oleh call center ditawarkan orderan mau ambil atau enggak. Kalau ambil, nanti dikirim SMS berisi alamatnya," ungkapnya.

Perjuangan Mulyono baru dimulai. Di masa awal kehadiran ojek online kerap kali mendapat intimidasi dari opang (ojek pangkalan).

Dia mengaku hal serupa sempat menimpa dirinya. Di beberapa lokasi dia pernah diadang oleh para opang.

"Saya pernah ditipu, pernah dikalungin golok. Tapi saya pasrah kalau bapak mau habisin saya, saya mencari nafkah saya tidak mengganggu. Di Cikarang juga pernah diuber-uber opang," kenangnya.

Namun saat ini dia mengungkapkan intimidasi semacam itu sudah tidak pernah terjadi lagi. Sebab profesi sebagai ojek online sudah dikenal dan diterima masyarakat luas.

Dia juga mengungkapkan semenjak menjadi driver ojek online kehidupan ekonomi keluarganya menjadi lebih baik. Rata-rata dia mampu mengantongi penghasilan Rp 6 juta hingga Rp 7 juta setiap bulan.

"Kalau saya bicara ekonomi terus terang daripada saya ngopang saya lebih bagus gabung di Gojek, sangat menunjang. Apalagi dulu saat lagi booming. Masa jayanya 2 tahun," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kelebihan Jadi Pengemudi Ojek Online

Selain itu, Mulyono mengungkapkan beberapa kelebihan menekuni profesi sebagai ojek online. Yaitu waktu kerja yang fleksibel.

"Kita mau istirahat atau nge-bid kapanpun terserah kita. Jadi fleksibel," ujarnya.

Sebagai bentuk rasa syukurnya, Mulyono bahkan menamai anak bungsunya yang kini berusia dua tahun Nadiem Saputra.

"Nadiem Saputra karena saya terobsesi dengan Pak Nadiem yang punya pemikiran cemerlang," tuturnya.

Mulyono pun memiliki harapan agar para pengemudi driver online bisa semakin mendapat perlindungan saat bekerja dengan regulasi yang jelas. Baik dari pihak perusahaan maupun pemerintah.

"Juga semakin memperhatikan mitra-mitranya, tolonglah kami-kami ini dimanusiakan dalam hal segi apa pun, baik penghasilan, keamanan, dan sebagainya," ucapnya.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com