Liputan6.com, Omaha - Pada tahun 2010, investor legendaris Warren Buffett memulai program The Giving Pledge bersama Bill Gates. Tujuannya adalah mengajak para miliarder agar menyumbangkan harta mereka.
Tak hanya mengajak orang berderma, Warren Buffett juga membuktikan hal itu lewat tindakannya sendiri. Pasalnya, tahun lalu ia menyumbangkan setengah kekayaannya.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Value Walk, Buffett menyumbangkan 55,48 persen hartanya di tahun 2018. Total uang yang disumbangkannya mencapai USD 46,6 miliar atau setara Rp 656,3 triliun (USD 1 = Rp 14.084).
Value Walk mencatat, kekayaan bersih Warren Buffett di tahun 2018 ialah USD 84 miliar (Rp 1.183 triliun). Ia menyumbangkan uangnya ke badan-badan amal, baik yang diurus anaknya, serta Gates Foundation.
Kekayaannya pun sempat merosot karena menyumbangkan total saham sebesar USD 3,4 miliar pada Juli 2018 lalu. Pada waktu itu, ada 17,7 juta lembar saham yang ia sumbangkan.
Pada pertengahan 2018, kekayaannya Buffett sempat menurun di bawah CEO Facebook Mark Zuckerberg. Namun, posisi telah kembali berganti, dan Buffett masih awet sebagai orang terkaya nomor tiga di dunia.
Warren Buffett yang usianya genap 88 tahun masih aktif di dunia investasi. Dalam isu bitcoin dan Apple pun ia sering ikut berkomentar.
Warren Buffett Ingat Puisi Ini Ketika Hadapi Masalah
Miliarder sekaligus investor legendaris Warren Buffett ternyata juga suka puisi. Ia pun sempat membagikan puisi tersebut agar para investor tetap tenang ketika ada masalah di pasar.
Mengutip CNBC, puisi yang dimaksud berjudul "Jika" karangan Rudyard Kipling. Puisi bercerita tentang ketenangan hati dan pikiran ketika muncul masalah serta keraguan.Â
Berikut terjemahan dari nukilan puisi yang dikutip Warren Buffett dalam suratnya tahun lalu:
"Jika kamu bisa menjaga pikiranmu ketika orang-orang di sekitarmu kehilangan punya mereka ...
Jika kamu bisa menunggu dan tidak lelah menunggu ...
Jika kamu bisa berpikir dan tidak menjadikan berpikir sebagai tujuan ...
Jika kamu bisa bisa memercayai dirimu ketika semua orang meragukanmu ...
Milikmu adalah Dunia ini dan semua di dalamnya."
Selain mengajak agar tetap tenang ketika ada masalah, puisi itu juga mengajak bersabar. Tertulis pula pentingnya berpikir, tapi tidak menjadi berpikir sebagai tujuan semata, sebab tindakan juga penting.
Puisi itu sejatinya berisi petuah pentingnya hidup dengan moderasi, tanpa grasa-grusu. Di akhir puisi, Kipling menulis yang bisa menguasai hal-hal tersebut bisa menjadi manusia seutuhnya dan dapat menjalani kehidupan di dunia dengan lebih baik.
Â
Advertisement