Sukses

Pengusaha Minta Kandidat Capres Beradu Program Kerja Ketimbang Perang Medsos

Pengusaha menilai sejauh ini kedua pasang kandidat yang akan bertarung dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 belum menunjukan program kerja yang jelas.

Liputan6.com, Jakarta Pengusaha meminta para calon presiden (capres) untuk beradu program kerja ketimbang sekedar perang di media sosial. Hal ini dinilai akan berdampak investasi dan ekonomi Indonesia ke depannya.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Suryadi Sasmita mengatakan, sejauh ini kedua pasang kandidat yang akan bertarung dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 belum menunjukan program kerja yang jelas. Padahal, ini yang justru ditunggu para pengusaha dan investor.

"Sampai sekarang kan masih belum jelas, program kandidat ini belum jelas apa. Mau di bawa ke mana Indonesia 5 tahun depan," ujar dia di Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Senin (7/1/2019).

Menurut dia, program yang ingin dilihat oleh para investor dari para kandidat ini antara lain kebijakan di sektor perpajakan, investasi dan ketenagakerjaan.

"Soal kebijakan perpajakannya, investasinya, kemudian, tenaga kerja. Itu sangat penting bagi kita. Itu yang sekarang kita tunggu. Sekarang kan programnya belum jelas. Belum konkret," kata dia.

Selain itu, lanjut Suryadi, para kandidat juga diminta tidak hanya fokus pada program jangka kerja jangka panjang atau jangka pendek saja. Tetapi harus ada program kerja jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

‎"Juga harus punya program jangka pendek, menengah dan panjang. Contohnya dari perpajakannya akan seperti apa," tandas dia.

2 dari 2 halaman

Masuk Tahun Politik, Investor Pilih Wait and See

Pengusaha menilai banyak investor yang akan menahan investasi di Indonesia pada tahun ini. Hal tersebut sambil menunggu berlangsungnya pemilihan presiden (pilpres) dan kondisi di dalam negeri.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Suryadi Sasmita mengatakan, memasuki tahun politik, rata-rata para investor baik dalam negeri maupun asing masih menahan keinginannya untuk menanamkan modal maupun ekspansi di Indonesia. Hal ini khususnya terjadi untuk proyek-proyek besar.‎‎

"Kalau kita lihat rata-rata mereka wait and see untuk ekspansi. Tentu kita akan melihat lebih jauh apa yang kita jalankan. Kita tunggu, apakah mereka akan tetap ekspansi. Tapi kalau proyek-proyek besar masih akan menunggu," ujar dia di Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Senin (7/1/2019).

Menurut Suryadi, para investor masih akan wait and see hingga terpilihnya presiden untuk periode 2019-2024 dan penetapan menteri-menteri dalam kabinet. Ini penting bagi investor mengingat susunan kabinet akan menentukan arah ekonomi Indonesia ke depan.

"Mungkin setelah susunan kabinet. Karena presiden juga kan tidak bisa jalankan pemerintahan tanpa menteri-menteri. Ini pengusaha akan melihat, apakah menteri yang terpilih akan pro pada dunia usaha atau tidak. Kalau pro, maka dunia usaha akan lebih baik," ungkap dia.

Namun demikian, Suryadi meyakini kegiatan usaha akan tetap berjalan normal di tahun politik ini. Sebab menurut dia, para pengusaha yang sudah ada tetap memiliki optimisme terhadap ekonomi di tahun ini.

"Ekonomi akan tetap jalan. Memang kadang-kadang ekonomi ini tidak sejalan dengan politik. Tapi sebagai pengusaha, kita kan tetap harus cari uang, tetap buka lapangan kerja," tandas dia.