Liputan6.com, Jakarta - Ekonom Faisal Basri mengkritik ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan defisit neraca perdagangan. Dia bahkan menyebut, neraca dagang Indonesia mengalami nasib terburuk sepanjang sejarah.
"Sejak merdeka, defisit perdagangan hanya 7 kali. Tahun 2018 defisit perdagangan terburuk sepanjang sejarah," ujar Faisal di Twitter miliknya, Rabu (9/1/2019).
Advertisement
Baca Juga
Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution menampik pernyataan Faisal. Dia mengatakan, rilis neraca perdagangan secara keseluruhan oleh BPS di 2018 belum terbit sehigga tidak bisa disimpulkan sepihak.
"Memang sudah keluar? Coba dilihat tahun 2015, 2014. 2014 kamu tahu berapa? Jangan digede-gedein," kata Menko Darmin.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar USD 2,05 miliar pada November 2018. Dengan demikian sejak awal tahun hingga November, Indonesia defisit sebesar 7,52 miliar.
"Neraca perdagangan November mengalami defisit cukup dalam sebesar USD 2,05 miliar," ujar Kepala BPS, Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Defisit neraca perdagangan pada November disumbang oleh impor sebesar USD 16,88 miliar. Angka ini turun sekitar 4,4 persen jika dibandingkan dengan impor pada bulan sebelumnya.
"Impor bulan lalu disumbang oleh migas sebesar USD 2,84 miliar dan non migas USD 14,04 miliar. Meski demikian, impor migas turun 2,8 persen juga non migas turun 4,8 persen," jelasnya.
Selain impor, defisit neraca perdagangan juga dipengaruhi oleh nilai ekspor Indonesia pada November yang mengalami penurunan cukup besar sebesar 6,69 persen menjadi USD 14,43 miliar jika dibandingkan dengan Oktober 2018.
"Pada November ini, nilai ekspor Indonesia USD 14,43 miliar. Kalau dibandingkan Oktober 2018 berarti ada penurunan ekspor 6,69 persen," jelas Suhariyanto.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com