Sukses

Lifting Migas Sepanjang 2018 di Bawah Target

Dari hasil lifting migas 2018, negara menerim USD 17,50 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas bumi (SKK Migas) mencatat pencapaian produksi migas siap jual (lifting) ‎sepanjang 2018 sebesar 1,917 juta barel setara minyak (Barel Oil Equivalent Per Day/BOEPD).

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, realisasi ‎lifting migas 2018 sebesar 1,917 juta barel per hari, sedangkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2018 ditargetkan lifting migas sebesar 2 juta barel per hari.

Dwi merinci capaian tersebut, untuk capaian lifting minyak pada 2018‎ sebesar 778 ribu barel per hari, lebih rendah banding target APBN 2018 sebesar 800 ribu barel.

"Sedangkan realisasi lifting gas sepanjang 2018 sebesar1,139 juta barel per hari, sementara target lifting gas sebesar 1,2 juta ‎barel per hari," kata dia di Jakarta, Kamis (10/1/2019).

Dari hasil lifting migas 2018, negara menerim USD 17,50 miliar. Capaian tersebut lebih tinggi dibanding pendapatan 2017 sebesar USD 12,71 miliar.

Dwi melanjutkan, pada 2019 lifting minyak ditargetkan 775 ribu barel per hari, sedangkan lifting gas ditargetkan 1,2 juta berel per hari. Sehingga total target lifting migas tahun ini ‎sebesr 2 juta BOEPD.

"Pendapatan negara dari sektor hulu migas 2019 ditargetkan sebesar USD 17,51 miliar," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Menteri Jonan Ingin Dongkrak Lifting Migas

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengusulkan lifting migas untuk Rencana Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (RAPBN) 2019 sebesar 2 juta barrel oil equivalent per day (BOEPD). Angka tersebut lebih tinggi dari 2018 yang sebesar 1,921 juta BOEPD.

Menurut data Kementerian ESDM, dengan kenaikan lifting migas tersebut justru membuat biaya produksi (cost recovery) yang tercatat USD 10,22 miliar menjadi lebih rendah dari outlook 2018, yaitu sebesar USD 11,34 miliar. 

Usulan ini selanjutnya akan dibahas lebih lanjut dan ditetapkan pada Rapat Kerja hari Senin, 17 September 2018.

"Lifting migas sampai hari ini realiasasinya itu 1,921 juta BOEPD, outlook-nya 1,902 juta BOEPD. Dan untuk RAPBN 2019 diusulkan lifting migas sebesar 2 juta BOEPD dengan biaya produksi USD 10,22 miliar, dengan kurs sebesar 14.400 per dolar AS," ujar Jonan seperti dikutip dari Antara, Sabtu (15/9/2018).

Berdasarkan catatan Kementerian ESDM, realisasi cost recovery hingga akhir agustus 2018 sebesar USD 7,77 miliar dan outlook sebesar USD 11,34 miliar. Untuk mengurangi cost recoveryini, menurut Jonan, tidak banyak yang bisa dilakukan, paling banyak 1/3 atau 40 persen karena sisanya merupakan sisa bawaan dari masa kontraknya puluhan tahun yang lalu.