Sukses

Tiket Pesawat yang Tarifnya Turun Maksimal 30 Persen dari Kursi Tersedia

Maskapai memotong harga tiket pesawat pada kisaran 20 sampai 60 persen.

Liputan6.com, Jakarta Seluruh maskapai nasional yang tergabung dalam Indonesia National Air Carrier Association (Inaca) menurunkan harga tiket pesawat atau  penerbangan yang sempat melambung sejak Jumat 11 Januari 2019.

Penurunan tarif ini akan diberikan hingga maksimal 30 persen dari bangku pesawat yang tersedia. "Ya, kami akan alokasikan 10-30 persen seat untuk penurunan harga ini," ungkap Direktur Lion Air Rudi Lumingkewas saat sesi konferensi pers di Jakarta, seperti dikutip Senin (14/1/2019).

Ketentuan ongkos tarif ini ditentukan Inaca setelah berdiskusi panjang dengan maskapai dibawahnya. Hasilnya, maskapai memotong harga tiket pada kisaran 20 sampai 60 persen.

Rudi pun turut mengimbau kepada calon pengguna jasa untuk segera memesan tiket murah ini sebelum harganya kembali naik lantaran ramainya permintaan pasar.

"Satu syarat pada masyarakat untuk dapatkan harga murah, jangan booking last minute. Kalau begitu, harga sudah naik lagi, karena mengikuti supply dan demand," imbuhnya.

Sementara itu, Direktur Utama Sriwijaya Air Joseph Adrian Saul mengatakan, pihaknya mengamini ketentuan yang telah ditetapkan untuk memangkas harga jual tiket pesawat.

"Sriwijaya tetap mendukung apa yang diputuskan Inaca. Kita ikut saja, karena kita medium service," tegas dia.

Hal senada dilontarkan Direktur Utama Citilink Indonesia Juliandra Nurtjahjo, yang menuturkan pihaknya sudah mengimplementasikan ketentuan ini pada sejumlah rute penerbangan sejak Jumat 11 Januari 2019 lalu.

"Citilink sejak Jumat kemarin sudah melakukan penyesuaian harga di beberapa rute, seperti Cengkareng-Jogja dan Jogja-Denpasar. Jumat kemarin di jam-jam tertentu harganya sudah jauh turun," jelasnya.

"Seperti airline lain, kami dari LCC (Low Cost Carrier/maskapai penerbangan bertarif rendah) bakal maksimalkan 30 persen dari seat yang ada untuk penurunan harga," pungkas dia

2 dari 2 halaman

Cerita Warga Aceh Ingin ke Jakarta Tapi Transit di Malaysia karena Tiket Mahal

Tiket pesawat sedang menjadi pembahasan nasional. Beragam isu disorot masyarakat mulai dari bagasi berbayar maskapai low-cost carrier hingga cerita warga Indonesia yang harus transit di Kuala Lumpur.

Salah satunya adalah Hotli Simanjuntak. Warga Banda Aceh ini memilih transit di Bandara Kuala Lumpur terlebih dahulu untuk berangkat ke Jakarta. Harga tiket menggunakan maskapai Air Asia ke Jakarta transit di Kuala Lumpur hanya Rp 1 juta.

"Tiketnya lebih murah, dari Banda Aceh ke Kuala Lumpur sekitar Rp 500.000 dan Kuala Lumpur ke Jakarta Rp 500.000," kata Hotli Simanjuntak seperti dikutip dari Merdeka.com.

Saat dia berangkat akhir tahun 2018, bila berangkat langsung Banda Aceh-Jakarta tiketnya mencapai Rp 1,8 juta. Jadi, singgah di Kuala Lumpur dinilai sangat menghemat anggaran tiket pesawat dan bisa dipergunakan untuk kebutuhan lainnya.

Berdasarkan penelusuran, Liputan6.com, Minggu (13/1/2019), harga tiket pesawat Jakarta-Aceh justru malah makin naik ketimbang saat Hotli membeli tiket pesawat. Di salah satu situs pemesanan tiket online, Traveloka, untuk rute Banda Aceh-Jakarta pada Senin, 14 Januari 2019 dibanderol harga mulai Rp 2.768.000. Sedangkan, rute Banda Aceh-Kuala Lumpur-Jakarta hanya Rp 1.058.000.

Sementara, penerbangan rute Banda Aceh-Jakarta pada Senin, 21 Januari 2019 seharga mulai Rp 1.745.000. Lalu, rute Banda Aceh-Kuala Lumpur-Jakarta hanya seharga Rp 928.800.

Permohonan bikin paspor melonjak

Awal Januari 2019 diketahui banyak warga Aceh yang membuat paspor di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Banda Aceh. Harga tiket pesawat rute Banda Aceh-Jakarta yang terlalu mahal membuat warga Aceh memilih transit di Kuala Lumpur, Malaysia.

Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian kantor Imigrasi Kelas I TPI Banda Aceh, Muhammad Hatta menyampaikan adanya peningkatan warga yang mengajukan permohonan pembuatan paspor. Pihak imigrasi biasanya mengeluarkan 100 formulir per hari, namun sejak Januari 2019 mencapai 200 formulir per harinya.

"Ini salah satu penyebabnya banyak warga yang ingin transit di suatu Negara sebelum berangkat ke suatu daerah lainnya dalam negeri. Rata-rata mengaku saat petugas bertanya, hendak transit di Kuala Lumpur" kata Muhammad Hatta, Minggu (13/1) di Banda Aceh.

Terjadi di Batam

Hal serupa berlaku pada penerbangan Batam ke Jakarta. Sebagai perbandingan, untuk penerbangan Batam-Jakarta dengan jadwal penerbangan pada 15 Januari 2019, berada di atas Rp 1 juta. Sementara penerbangan dari Batam-Kuala Lumpur, Malaysia, di hari yang sama justru lebih murah, tepatnya Rp 767 ribu.

Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Kepulauan Riau (Kepri) menyuarakan kekhawatirannya. Pasalnya hal ini berpotensi mengganggu pariwisata lokal.

"Bagaimana program Pemerintah meningkatkan wisatawan domestik dapat tercapai. Jika kebijakan airline tidak dikendalikan," ujar Ketua DPD Asita Kepri Andika Lim.