Liputan6.com, Jakarta - PT Metropolitan Retailmart akan menutup sementara satu gerai Metro Department Store yang berada di Grand Kawanua City Walk. Hal itu berdasarkan surat beredar Metro Department Store kepada supplier Metro Department Store.
Baca Juga
Advertisement
Pada surat tersebut disebutkan kalau pihak Metro Department Store mengapresiasi atas kerja sama yang terjalin dengan baik selama ini. Pihaknya menginformasikan kalau Metro Kawanua Manado akan ditutup pada 31 Januari 2019 (last trading date).
Sehubungan dengan hal tersebut, perseroan mengimbau agar penarikan barang dan man power dapat diselesaikan sebelum periode tersebut.
Seperti diketahui, Metro Department Store membuka gerai di Grand Kawanua City Walk pada 2017. Metro Department Store telah memiliki 10 gerai.
Saat dikonfirmasi, Scesilia Febiana, Head of Marketing Communications Metro Departement Store menuturkan, perseroan tidak menutup mal tersebut secara permanen. Penutupan dilakukan sementara karena adanya pengembangan dari pihak manajemen mal.
"Itu tutup sementara karena dari pihak mal akan ada perombakan gedung dan penambahan tenant," kata dia saat dikonfirmasi Liputan6.com.
Pelaku Usaha Ritel Harus Inovatif dan Kreatif
Penasihat Asosiasi Pengusaha Ritel (Aprindo), Handaka Santosa menuturkan, penutupan gerai ritel bukan berarti daya beli masyarakat menurun.
Ia menilai, daya beli masyarakat tidak ada masalah. Ada penutupan gerai ritel dinilai sebagai salah satu strategi perusahaan untuk mengoptimalkan kinerja dengan memangkas gerai yang tidak menguntungkan.
"Konsolidasi perusahaan memang perlu memangkas gerai yang kurang menghasilkan dan tidak perform. Hal ini agar tidak pengaruhi cabang-cabang yang eksisting. Misalkan cabang lain yang untung 10 dan rugi 2, jadi dipotong. Jadi tidak terkait dengan daya beli,” ujar Handaka saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (16/1/2019).
Ia menambahkan, saat ini persaingan usaha ritel sangat ketat. Tak hanya persaingan antara pelaku usaha ritel konvensional tetapi juga dengan e-commerce. “Persaingan dengan pelaku usaha online harus diperhatikan juga,” kata dia.
Oleh karena itu, Handaka menilai, agar gerai ritel tetap bertahan perlu inovasi, kreatif, dan aktif. Hal tersebut juga untuk mengantisipasi perubahan yang cepat.
"Department store harus aktif dan kreatif. Dengan service dan layanan tambahan buat customer. Misalkan di suatu gerai ada tambahan pemotongan celana karena kalau beli celana suka kepanjangan. Ini disediakan jasa pemotongan celana," ujar dia
Selain itu, Handaka mengatakan, pelaku usaha ritel juga membutuhkan dukungan pemerintah yang lebih intensif. Ini agar meningkatkan konsumsi di Indonesia. Apalagi konsumsi domestik terutama menggerakkan ekonomi Indonesia. “Konsumsi domestik 60 persen menggerakan ekonomi. Itu dari konsumsi domestik ritel di toko, pasar, mal,” kata dia.
Handaka menuturkan, salah satu cara untuk menggairahkan sektor ritel di Indonesia dengan menurunkan tax refund bagi turis asing yang belanja di Indonesia. Tax refund merupakan proses pengembalian pajak pertambahan nilai kepada orang pribadi pemegang paspor luar negeri.
"Ini harus belanja Rp 5 juta untuk dapat tax refund. Di Singapura sekitar 100 dolar Singapura, dan di Inggris sekitar 50 pound. Ini bagaimana bisa encourage turis asing untuk belanja di Indonesia. Ini harus jadi concern pemerintah agar bagaimana turis asing belanja di Indonesia,” kata dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement