Sukses

OPEC Mau Pangkas Produksi, Harga Minyak Melompat

Harga minyak naik didukung Wall Street dan kesepakatan pemangkasan produksi minyak OPEC dan Rusia.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak naik pada hari Rabu (Kamis pagi WIB) didukung oleh reli bursa saham Amerika Serikat (AS) dan kesepakatan pemangkasan pasokan oleh Organisasi Negara Pengimpor Minyak (OPEC) dan Rusia.

Namun, kenaikan dibatasi data yang menunjukkan meningkatnya persediaan produk olahan AS dan rekor produksi minyak mentah.

Dilansir dari Reuters, Kamis (17/1/2019), harga minyak mentah Brent berjangka naik USD 68 sen menjadi USD 61,32 per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik USD 20 sen menjadi USD 52,31 per barel.

Meningkatkan harga minyak, indeks utama Wall Street mencapai tertinggi satu bulan. Perdagangan minyak berjangka kadang-kadang melacak pasar ekuitas.

Harga minyak mendapat dukungan dari perjanjian pemangkasan pasokan dari OPEC  dan produsen utama non-OPEC Rusia. Kelompok itu sepakat pada Desember untuk memangkas produksi minyak gabungan sebesar 1,2 juta barel per hari dari Januari.

Wakil Menteri Energi Rusia mengatakan negara itu akan mencapai pengurangan target produksi minyak pada bulan April.

“Pasar sedang berkonsolidasi. Untuk melihat apa yang jadi penggerak harga minyak selanjutnya, kami akan menonton untuk melihat apakah pemotongan produksi minyak bekerja, jika anggota OPEC yang menyetujui keputusan tersebut mematuhinya," kata Gene McGillian, Direktur Riset Pasar di Tradition Energy.

 \\

2 dari 2 halaman

Produksi Minyak AS Naik

Terlepas dari pengurangan produksi, peningkatan produksi minyak mentah di AS dapat menekan harga. Administrasi Informasi Energi AS (EIA) mengatakan produksi minyak mentah pekan lalu naik ke rekor 11,9 juta barel per hari, karena ekspor minyak mentah melonjak mendekati rekor tertinggi di dekat 3 juta barel per hari.

Stok bahan bakar AS naik lebih dari perkiraan dan naik untuk minggu keempat berturut-turut, data EIA menunjukkan. Produksi minyak mentah AS diperkirakan akan tumbuh tahun ini ke rekor di atas 12 juta barel per hari, dengan AS diprediksi bakal menjadi eksportir minyak mentah pada akhir 2020, kata EIA pada Selasa.

Stok bensin AS naik 7,5 juta barel, jauh melebihi ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk kenaikan 2,8 juta barel. Pada 255,6 juta barel, stok bensin berada di level mingguan tertinggi sejak Februari 2017.

Stok destilasi yang meliputi diesel dan minyak pemanas, meningkat 3 juta barel, dibandingkan ekspektasi kenaikan 1,6 juta barel, data menunjukkan.Persediaan minyak mentah AS turun 2,7 juta barel, lebih dari dua kali lipat perkiraan.

Tanda-tanda pelambatan ekonomi di seluruh dunia juga dapat menjaga harga minyak tetap terkendali. Perkiraan Gedung Putih menunjukkan pada Selasa bahwa ekonomi AS mengambil pukulan lebih besar dari perkiraan akibat penutupan sebagian pemerintah AS.