Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) membeberkan penyebab cadangan bahan bakar minyak (BBM) Indonesia selama 20 hari. Sebelumnya, kondisi tersebut menjadi senjata kampanye calon Presiden Prabowo.
Pelaksana tugas Vice President Communication Corporate Arya Dwi Paramita mengatakan, Indonesia hanya memiliki dua iklim, sehingga dengan memiliki cadangan 20 hari dinilai masih cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional.
Advertisement
Baca Juga
"Tidak seperti negara lain yang memiliki empat iklim, sehingga memang memerlukan banyak cadangan BBM. Kita di iklim tropis pasti kan beda dengan negara yang punya empat musim kebutuhan BBM," kata Arya di Jakarta, Kamis (16/1/2019).
Arya melanjutkan, faktor geopolitik juga mempengaruhi persediaan BBM. Negara yang memiliki stok BBM lebih banya biasanya terpengaruh pada kondisi konflik.
"Unsur geopolitisnya, artinya di situ di situ kondisinya seperti apa sedang ada konflik atau enggak kan beda-beda," tuturnya.
Berikutnya adalah, kondisi perpindahan konsumen. Namun, meski Indonesia hanyak memiiki stok BBM 20 hari, tetapi masih cukup memenuhi kebutuhan. Hal tersebut terbukti saat konsumsi BBM naik ketika musim libur Lebaran, Natal dan tahun baru.
"Nah pada saat kondisi itu kita bikin posisi aman. Stoknya berapa 20 hari kita bilang moderate 20 hari. Karena ada yang lebih dari 20 hari, jadi kita ada beberapa produk yang stoknya itu di atas 20 hari," ucapnya.
Prabowo Sebut Cadangan BBM 20 Hari, Ini Respons Kementerian ESDM
Pemerintah melalui Kementerian ESDM angkat bicara mengenai sindiran calon presiden nomor urut 2 Prabowo, terkait cadangan bahan bakar nasional yang hanya 20 hari.
Lalu apakah besaran cadangan tersebut cukup ‎memenuhi kebutuhan nasional?
Direktur ‎Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) , Djoko Siswanto mengatakan, pasokan Bahan bakar masih cukup meski hanya memiliki cadangan 20 hari. Hal ini terbukti saat libur panjang sehingga konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) meningkat.
"Natal, Tahun Baru kemarin 20 hari? aman enggak? Aman? Yah sudah," kata Djoko, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (16/1/2019).
Djoko mengungkapkan, cadangan BBM Indonesia saat ini masih lebih sedikit dibanding negara lain. Hal ini disebabkan anggaran yang terbatas untuk meningkatkan cadangan dengan membangun tangki penyimpanan.
"Karena kita itu perlu infrastruktur, perlu anggaran. Nah, sudah begitu saja,"‎ tuturnya.
Djoko menuturkan, saat ini pemerintah berupaya meningkatkan ketahanan energi nasional. Dengan mengurangi konsumsi bahan bakar minyak (BBM)Â melalui program pencampuran 20 persen biodiesel dengan solar (B20), mendorong penggunaan Bahan Bakar Gas (BBG), membangun dan meremajakan kilang, serta mendorong penggunaan kendaraan listrik.
"Sekarang kita punya program kendaraan menggunakan yang lebih ramah. Itu kita mau studi dulu. Nanti kalau kita bangun kilang besar-besar," ujar dia.
Advertisement