Liputan6.com, Washington D.C. - Tingkat pengangguran Amerika Serikat (AS) tercatat terendah dalam setengah abad terakhir. Ini berdasarkan data initial weekly jobless claims (klaim penggangguran mingguan) yang dirilis Gedung Putih.
"Lebih dari 5 juta pekerjaan telah tercipta sejak pemilihan Presiden Trump dan tingkat pengangguran tetap di bawah 4 persen," tulis rilis resmi Gedung Putih di situsnya.
Advertisement
Baca Juga
Sebelumnya Trump sudah memamerkan pencapaiannya ini di Twitter sembari menyindir lawan politik yang ingin memakzulkannya.
"Ekonomi adalah salah satu yang terbaik dalam sejarah kita, dengan tingkat pengangguran terendah dalam 50 tahun, dan Bursa Saham siap memecahkan rekor (berkat kita berkali-kali) - & yang kamu dengan kemarin, berdasarkan cerita bohong, adalah Pemakzulan. Kamu ingin melihat Bursa Saham Jatuh, makzulkan saja Trump!"
The Economy is one of the best in our history, with unemployment at a 50 year low, and the Stock Market ready to again break a record (set by us many times) - & all you heard yesterday, based on a phony story, was Impeachment. You want to see a Stock Market Crash, Impeach Trump!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) January 19, 2019
Lebih lanjut, tingkat pengangguran terkini di AS yang di bawah 4 persen hanya pernah terjadi 5 kali sejak 1970. Ini termasuk tingkat pengangguran perempuan yang terendah dalam 65 tahun, serta adanya bantuan USD 500 juta dari Administrasi Bisnis Kecil AS kepada pebisnis perempuan.
Pengangguran di kalangan warga AS keturunan Afrika juga turun 5,9 persen pada Mei tahun lalu, yang merupakan angka terendah dalam catatan sejarah. Tingkat pengangguran keturunan Asia dan Hispanik juga dilaporkan menurun.
Ada pula tambahan 284 ribu pekerjaan manufaktur di tahun 2018, penambahan terbanyak sejak 1997. Penambahan ini mengingkari ujaran ekonom pemenang Nobel, Paul Krugman, yang menyatakan pekerjaan di sektor manufaktur tak akan bertambah.
Data initial weekkly jobless claims adalah perhitungan warga AS yang mendaftar bantuan pengangguran (unemployment benefits) setiap minggunya.
Tren penurunan pengangguran di AS terus berlanjut dari akhir tahun lalu yang tercatat paling rendah dalam 49 tahun.
Donald Trump Batal Hadiri Forum Ekonomi Dunia di Davos
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan akan absen pada acara para elit ekonomi dunia di Davos, Swiss, pada akhir Januari nanti. Keputusan diambil sebab pemerintahan AS sedang tutup.
Kabar ini Trump sampaikan langsung lewat Twitter. Sang presiden menyebut ulah Partai Demokrat dan pentingnya keamanan batas negara sebagai alasan pembatalannya datang ke acara yang diprakarsai oleh World Economic Forum (Forum Ekonomi Dunia, WEF).
"Akibat keras kepalanya anggota Partai Demokrat perihal Keamanan Perbatasan dan besarnya kepentingan Keselamatan Negeri kita, saya dengan hormat membatalkan perjalanan yang sangat penting ke Davos, Swiss, untuk menghadiri World Economic Forum. Salam paling hangat saya dan rasa maaf ke WEF!" ujar Donald Trump via akun twitternya.
Davos adalah lokasi pilihan WEF dalam mengadakan pertemuan tahunan mereka. Kota di kawasan gunung Alpen itu menjadi saksi bertemunya para elit di dunia bisnis dan politik dari seluruh dunia. Keelitan Davos pun sudah jadi julukan serta sindiran bagi ajang tersebut.
Tiap awal tahun, mereka berkumpul di Davos untuk membahas agenda level global. Dunia industri pun menjadi salah satu bahasan utama di forum ini.
Pemerintah AS masih tutup secara parsial karena tarik-ulur anggaran. Demi membangun tembok atau pagar besi di batas selatan negaranya, Donald Trump meminta anggaran sebesar USD 5 miliar.
Partai oposisi menolak memberikannya, sehingga kompromi politik terus berjalan. Diperkirakan gaji 800 ribu pegawai federal terdampak akibat penutupan pemerintahan ini.
Advertisement