Sukses

Huawei Bakal PHK Pegawai demi Berhemat

Setelah Apple, Huawei pun ikut kena dampak akibat situasi ekonomi.

Liputan6.com, Beijing - Perusahaan teknologi Huawei berencana mengurangi pegawai mereka demi mengurangi pembiayaan. Perusahaan pun mengajak pegawai agar bersiap terhadap masa yang berat.

Dilansir dari Caixin Global, kabar itu terkuak melalui memo internal dari pendiri Huawei, yakni Ren Zhengfei. Pengurangan pegawai ini dilakukan untuk penghematan. Ia juga menyebut perlunya perusahaan agar menilai keadaan ekonomi dengan lebih baik pada kedepannya.

"Dalam beberapa tahun ke depan, situasi tidak seoptimistis yang kita bayangkan. Kita harus memiliki bersiap menghadapi masa sulit," ujar Ren Zhengfei. Ia menyebut tak hanya pegawai yang akan berkurang, beberapa proyek yang tidak menguntungkan Huawei juga akan dihentikan.

Tidak ada angka yang ia sebutkan, tetapi ia menyebut perusahaan tidak akan melakukan pemberhentian kerja secara besar-besaran, demikian laporan technode.

Pesan tersebut beredar di kala terjadinya perlambatan ekonomi di China. CEO Apple Tim Cook turut menyebutkan perlambatan itu memberikan efek pada penjualan Apple yang menurun.

Berdasarkan rilis data terbaru, ekonomi China memang terpantau melambat dalam 28 tahun terakhir. Naiknya pengangguran pun membayangi kondisi ini.

Tak hanya Huawei dan Apple yang mulai ambil tindakan di tengah kondisi ekonomi terkini, sebelumnya dikabarkan Bloomberg bahwa Alibaba juga mengurangi dana anggaran bepergian dan menunda mempekerjakan pegawai baru. Stimulus pun diberikan pemerintah ke beberapa sektor, salah satunya sektor otomotif.

2 dari 2 halaman

Ekonomi China Melambat, RI Perlu Bangun Sektor Manufaktur

 Pertumbuhan ekonomi China yang tengah melambat di tahun ini membuat Indonesia perlu mengantipasi langkah-langkah khusus untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.

Head of Mandiri Institute Moekti Soejachmoen menjelaskan, di tengah tren pelambatan ekonomi China, Indonesia perlu fokus untuk mengembangkan industri manufaktur.

"Dulu China lebih banyak impor bahan baku, sekarang mereka sudah mengubah pola ekonomi dari yang produksi dan konsumsi maka impor mereka akan lebih banyak ke barang-barang konsumsi," ujarnya di Plaza Mandiri, Jakarta Selatan, Senin (21/1/2019). 

"Yang perlu Indonesia mulai fokus ke sektor manufaktur atau memproduksi barang-barang yang diminati oleh ekonomi china yaitu lebih ke barang-barang konsumsi," lanjut dia. 

Dia menjelaskan, Indonesia sebaiknya jangan tertinggal dengan tren ekonomi dunia. Oleh sebab itu, ia menekankan, pentingnya untuk Indonesia fokus membangun sektor manufaktur dalam negeri di tahun ini.

"Nah jangan sampai kita ketinggalan lagi. Indonesia sering kali ketinggalan dari tren dunia. Kita harus lebih fokus ke manufakturing terutama untuk meng-adjust harga komoditas yang turun," imbuhnya.