Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah mencari upaya agar inklusi keuangan di Indonesia dapat tercapai. Salah satunya melalui pencanangan Hari Indonesia Menabung.
Program tersebut akan menyasar lebih banyak masyarakat di seluruh nusantara. Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Sardjito mengatakan, program Hari Indonesia menabung akan dimulai dengan pembuatan rekening bagi pelajar. Pembuatan rekening tidak akan ditarik biaya.
"Yang paling penting, rencananya akan ada hari Indonesia Menabung. Jadi kita pengen supaya inklusif masyarakat Indonesia terutama pelajar, semua punya rekening," ujarnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (21/1/2019).
Advertisement
Baca Juga
Sardjito melanjutkan, program ini akan menggandeng Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serta Kementerian Agama. Sebab, pemerintah juga nantinya menyasar mahasiswa dan pelajar yang mengenyam pendidikan di sekolah keagamaan.
"Termasuk pelajar di sekolah keagamaan. Mereka boleh pilih, misal NU, Muhammadyah boleh kalau mau yang berbasis syariah juga boleh. Tapikan jadi kita harus bekerjasama dengan Kemendikbud, Kemendag, supaya semua siswa di Indonesia punya rekening," ujar dia.
Selain pembuatan rekening bagi pelajar, pemerintah bersama OJK dan Bank Indonesia juga akan mengajak masyarakat agar menghidupkan rekening di bank yang telah lama dibuat namun tidak bergerak baik menyimpan atau meminjam.
"Kita juga dorong supaya tidak ada dormant account, jadi punya account tapi tidak jalan. Kita harus budayakan mereka. Jadi nanti dengan Hari Menabung Nasional, setiap hari tertentu orang-orang akan menabung," tutur dia.
"Jadi nanti masyarakat Indonesia tidak hanya punya account tapi membudayakan mereka bisa saving. Karena kenyataannya, ratio saving to GDP kita masih rendah. Sementara pendapatan masyarakat kita meningkat," kata Sarjito.
Â
Reporter: Anggun P.Situmorang
Sumber: Merdeka.com
BI Sebut Inklusi Keuangan Capai 49 Persen
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Sugeng mengatakan, hingga saat ini, inklusi keuangan sudah mencapai 49 persen di Indonesia.
Dia menyampaikan, pada 2019 ini inklusi keuangan Indonesia ditargetkan mencapai 75 persen.
"(Inklusi keuangan?) Sudah 49 persen. Target kita tahun ini 75 persen," kata dia, saat ditemui, di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (21/1/2019).
Oleh karena itu, pihaknya bersama Pemerintah dan lembaga terkait akan terus berupaya mendorong dan mendukung gerakan keuangan inklusif.
"Makanya ada gerakan menabung nasional. Seluruh nasional. Makanya ada perlu penguatan dari legalnya kita support. Coba bayangin karena ribuan sekolah nanti dari OJK detailnya," ujar dia.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement