Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, ekonomi Indonesia jauh lebih baik dibandingkan dengan Haiti. Hal tersebut menanggapi pernyataan dari Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto pernah menyamakan ekonomi Indonesia dengan negara yang disebutnya berada kawasan Afrika tersebut.
Sri Mulyani me‎ngatakan, dirinya pernah meninjau langsung Haiti saat menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia. Karena pernah datang ke negara tersebut, dirinya bisa memberikan kesimpulan jika ekonomi Indonesia masih jauh lebih baik.
"Saya sudah pernah ke sana dua kali waktu masih di Bank Dunia‎‎. Negara di Kepulauan Karibia, cuma 1 pulau, berbatasan dengan Republik Dominika. Dia disebut fragile state. Itu adoh (jauh) banget, baik jarak maupun perbandingannya," ujar dia di Jakarta, Selasa (22/1/2019).
Advertisement
Baca Juga
Sementara jika dibandingkan dengan Singapura, Sri Mulyani mengakui memang pendapatan per kapita Indonesia jauh tertinggal. Namun demikian, dari sisi tantangan terhadap ekonomi, apa yang dihadapi Indonesia jauh lebih sulit.
"Singapura itu pendapatan per kapitanya USD 70 ribu, salah satu tertinggi di dunia. Kalau kita ngomong pendapatan per kapita, kita kalah jauh. Tapi tantangan kita jauh lebih besar," kata dia.
Sri Mulyani juga mencontohkan dalam hal tantangan di sektor infrastruktur. Dengan luas wilayah yang kecil, membangun infrastruktur di Negeri Singa juga jauh lebih mudah ketimbang di Indonesia.
"Kalau bangunan jalan tol, kita sudah bangun ribuan jalan tol. Kalau Singapura ke atas bawah sudah semua. Kalau kita baru di Jawa saja," tandas dia.
5 Fakta Soal Haiti yang Tengah Ramai Diperbincangkan
Sebelumnya, Kata 'Haiti' tengah jadi trending topik dan ramai diperbincangkan oleh pengguna media sosial di Twitter.
Haiti, menjadi perbincangan setelah Calon Presiden RI dengan nomor urut dua, Prabowo Subianto menyampaikan sebuah pidato yang menyamakan Indonesia sama miskinnya dengan sejumlah negara di Afrika.
BACA JUGA
Yang menjadi sorotan adalah ketika Prabowo Subianto menyebut jika Haiti termasuk dalam negara di kawasan Benua Afrika. Banyak netizen yang mencemooh dan menyebut bahwa Prabowo harus banyak belajar.
Lalu, di manakah sebenarnya letak Haiti itu? Dan seperti apakah sebenarnya negara tersebut.
Seperti dikutip dari laman borgenproject.org, rabu (26/12/2018), berikut 5 fakta soal Haiti:
LetakÂ
Tanah Air tengah ramai soal pembicaraan Haiti. Sebenarnya, di manakah letak Haiti yang sebenarnya.
Republik Haiti adalah sebuah negara di Karibia yang meliputi bagian barat pulau Hispaniola dan beberapa pulau kecil lainnya di Laut Karibia.
Letaknya ada di Benua Amerika dan berbatasan langsung dengan Republik Dominika.
Masyarakat Hidup di Garis Kemiskinan
Haiti memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi. Menurut United Nations Development Program, 24,7 persen warga Haiti hidup dalam kemiskinan ekstrem, yaitu pendapatan rata-rata kurang dari US$ 1,25 per hari atau setara dengan Rp 18.250.
Tingkat kemiskinan ekstrem sudah mulai menurun sejak tahun 2000.
Rawan Bencana Alam
Penduduk Haiti terlalu akrab dengan bencana alam, seperti angin topan dan gempa bumi.
Badai Matthew, badai kategori empat yang melanda Haiti pada Oktober 2017, menewaskan 546 orang dan menyebabkan dua juta warga lainnya hidup dalam kesengsaraan.
Kerusakan bangunan dan tanaman dan sumber pendapatan utama bagi warga Haiti juga rusak akibat bencana tersebut.
Selain badai dan topan, gempa bumi juga meluluhlantahkan Haiti. Pada tahun 2010, gempa di negara ini membuat ibu kota lumpuh total. Ratusan ribu jiwa melayang.
Anak-Anak Kekurangan Gizi
Banyak warga Haiti mengalami kekurangan gizi.Sekitar 100.000 anak di bawah usia lima tahun kekurangan gizi.
Sementara 30 persen dari keseluruhan populasi dianggap tidak aman pangan. Ini berarti bahwa warga negara tidak memiliki akses yang cukup untuk memperoleh makanan bergizi.
Air Bersih
Banyak warga Haiti tidak memiliki akses untuk mendapatkan air bersih.
Sekitar satu dari dua warga Haiti menggunakan air yang tidak bersih, yang telah terbukti menyebabkan penyakit. Faktanya, sekitar 80 persen penyakit di negara berkembang sebagian disebabkan oleh air yang tidak bersih.
Advertisement