Sukses

Detail Nota Kesepahaman MRT Jakarta dengan Kodam Jaya

Adapun nota kesepahaman antara MRT Jakarta dan Kodam Jaya/Jayakarta ini berlaku selama lima tahun ke depan yang melingkupi tiga hal.

Liputan6.com, Jakarta PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta menandatangani nota kesepahaman dengan Kodam Jaya/Jayakarta. Dalam kerjasama tersebut, ada beberapa detail yang kedua pihak sepakati terkait kelanjutan proyek MRT.

Direktur PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan, telah meminta bantuan kepada Kodam Jaya/Jayakarta untuk mengamankan situasi sekitar dan melakukan sosialisasi terhadap masyarakat terkait proyek MRT.

"Setelah Fase I juga nanti akan ada pengerjaan Fase II Bundaran HI-Jakarta Kota. Itu butuh bantuan pengamanan agar pembangunan bisa berjalan dengan baik," ujar dia di Aula Ahmad Yani Makodam Jaya, Jakarta, Selasa (22/1/2019).

Adapun nota kesepahaman antara MRT Jakarta dan Kodam Jaya/Jayakarta ini berlaku selama lima tahun ke depan yang melingkupi tiga hal.

Pertama, yakni bantuan pengamanan objek tertentu MRT Jakarta yang meliputi Area Depo Lebak Bulus, Gardu Listrik (Receiving Sub-station) Taman Sambas Blok M, area transisi jalur layang ke jalur bawah tanah, 13 stasiun MRT Jakarta Fase 1 Lebak Bulus-Bundaran HI, Suar Penyejuk (cooling tower), dan Suar Ventilasi (ventilation tower).

Selanjutnya, terkait pengembangan sumber daya manusia. Serta ketiga, menyusun skema kerjasama yang akan dilaksanakan.

Sementara itu, Pangdam Jaya/Jayakarta Joni Supriyanto menyampaikan, pihaknya juga akan bantu menyosialisasikan keberadaan MRT Jakarta kepada masyarakat luas. Adapun saat ini MRT Jakarta Tahap I rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia tengah menjalankan fase trial run sejak 24 Desember 2018.

"Saya ingin melibatkan personil Kodam atau masyarakatnya untuk mencoba MRT ini, sekaligus sosialisasi pada masyarakat bahwa kita sudah punya MRT," ujar dia.

 

2 dari 2 halaman

Warga Bisa Jajal MRT Jakarta Secara Gratis Mulai 27 Februari

Mulai 27 Februari 2019, masyarakat mulai bisa menjajal moda transportasi Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta. Selama masa uji coba tersebut, masyarakat tidak akan dikenai biaya alias gratis.

Corporate Secretary PT MRT Jakarta Muhammad Kamaluddin mengatakan, pada 26 Februari, akan dilaksanakan rangkaian uji coba. Setelah itu, masyarakat umum mulai diperbolehkan untuk mencoba transportasi massal ini.

"Setelah tanggal 26 Februari. (Di 26 Februari) Itu kita ada emergency drill dulu, latihan," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Kamis (‎17/1/2019).

Meski sudah dibuka untuk masyarakat, jumlah pengguna MRT ini masih dibatasi. Selain itu, masyarakat yang mau mencoba juga belum dikenai biaya atau gratis.

"Jadi, meskipun sudah bisa dicoba oleh masyarakat, tetapi masih kita batasi. Setelah itu, masyarakat bisa pakai, tetapi masih dalam jumlah yang terbatas, karena belum kita launching secara komersial, sampai nanti tanggal secara komersial. ‎Ini masih gratis," kata dia.

Selama masa uji coba untuk umum, nantinya akan ditentukan dari dan sampai stasiun mana saja yang bisa digunakan. Sementara untuk prosedur pendaftaran masyarakat untuk bisa mencoba MRT ini, masih disusun untuk menghindari penumpukan pengguna.

"Nanti prosedurnya masih kita susun, dan batas (jumlah masyarakat) masih kita tentuin, kemudian aksesnya dari stasiun mana dulu. Karena sequence kan kita buka. Ini belum langsung serempak 13 stasiun langsung full pelayanan, kan masih belum bayar, masih gratis, makanya kita atur dulu," tandas dia.