Liputan6.com, Jakarta - Korea Selatan mempertahankan posisi pertama sebagai negara paling inovatif di dunia. Hal itu berdasarkan indeks inovasi Bloomberg 2019.
Sementara itu, Jerman berada di posisi kedua meski ada perbaikan dalam penelitian dan pendidikan. Kenaikan peringkat Jerman ini dinilai sementara untuk gelar negara paling inovatif di dunia.
Ekonom Bayerische Landesbank, Juergen Michels menuturkan, Jerman sebagai pengekspor terbesar di Eropa hadapi tantangan pekerja terampil dan perubahan kebijakan imigrasi.
Advertisement
"Jerman harus mengasah strategi di sektor teknologi yang tinggi termasuk industri seperti diesel, digital komunikasi dan kecerdasan buatan," ia menambahkan.
Baca Juga
Amerika Serikat (AS) pun masuk 10 besar dengan berada di posisi delapan. Sebelumnya AS terlempar dari posisi 10 besar untuk pertama kali pada tahun lalu. Hal itu lantaran siklus produk yang lebih cepat dan persaingan semakin ketat mengubah cara para manajer untuk bekerja. Alasan tersebut berdasarkan presentasi Pfizer Inc baru-baru ini.
"Inovasi biasa-biasa saja atau bertahap tidak akan dihargai seperti dulu. Kita perlu memastikan bahwa kita mengubah cara beroperasi sehingga dapat hapus proses birokrasi. Inovasi dan birokrasi seperti air dan minyak, tidak bercampur dengan baik," ujar Albert Bourla, Chief Executive Officer Pfizer.
Korea Selatan meski mempertahankan peringkat sebagai negara paling inovatif, tapi keunggulannya menyempit karena sebagian skor lebih rendah dalam aktivitas paten.
Sedangkan Jerman mendapat tambahan skor dari nilai tambah intensitas manufaktur dan penelitian yang banyak dibangun antara lain raksasa industri Volkswagen AG, Robert Bosch, dan Daimler AG. Hal itu berdasarkan indeks Bloomberg.
"Korea Selatan menempatkan posisi pertama yang seharusnya menerima investasi baru di teknologi dan program regular yang mampu dorong perusahaan rintisan," ujar Khoon Goh, Head of Research Australia and New Zealand Banking Group Ltd, seperti dikutip dari laman Bloomberg, Selasa (22/1/2019).
Ia menuturkan, kalau Korea Selatan juga hadapi tantangan berinovasi terutama bagi perusahaan keluarga.
"Inovasi menjadi penting untuk ditingkatkan sehingga mendorong kinerja ekonomi, terutama ekonomi di Asia yang mencatatkan penghasilan tinggi tidak ada lagi demografis dan perakitan manufaktur yang bernilai tambah tinggi sedang dialihkan ke negara-negara berbiaya lebih rendah di kawasan ini," ujar Goh.
Negara Paling Inovatif
Negara lain yang catatkan sebagai negara paling inovatif yaitu Swedia. Namun sayang, peringkat Swedia turun dari posisi dua pada 2018 ke posisi tujuh. Selain itu, aktivitas paten juga meningkatkan skor untuk China dan Israel yang membukukan kenaikan besar dengan melonjak ke peringkat lima. Israel mampu melewati peringkat Singapura, Swedia dan Jepang.
Bila melihat indeks inovasi Bloomberg pada 2019, negara di Asia Tenggara yang masuk daftar 60 negara paling inovatif antara lain Malaysia berada di posisi 26.
Peringkat Malaysia cenderung stagnan. Kemudian, Thailand berada di posisi 40 atau naik lima peringkat dari posisi 45 pada 2018. Vietnam berada di posisi 60 untuk negara paling inovatif pada 2019.
Indeks tahunan inovasi Bloomberg ini menganalisis sejumlah kriteria yang menggunakan tujuh metriks antara lain belanja riset dan pengembangan, kemampuan kapabilitas manufaktur dan konsentrasi perusahaan untuk teknologi tinggi. Selain itu, produktivitas, efisiensi, konsentrasi riset dan aktivitas hak paten.
Adapun peringkat negara paling inovatif pada 2019 antara lain:
1.Korea Selatan
2. Jerman
3. Finlandia
4. Swiss
5. Israel
6. Singapura
7. Swedia
8. Amerika Serikat
9. Jepang
10. Prancis
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement