Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Rabu ini.Â
Mengutip Bloomberg, Rabu (23/1/2019), rupiah dibuka di angka 14.195 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.220 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.173 per dolar AS hingga 14.200 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah menguat 1,51 persen.
Advertisement
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.188 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.221 per dolar AS.
Baca Juga
Kepala Riset Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, pergerakan nilai tukar rupiah pada Rabu ini akan terpengaruh oleh pelemahan mata uang regional.
"Kemungkinan nilai tukar rupiah akan melemah terbawa sentimen pelemahan yen dan dolar Hong Kong pagi ini," ujar Lana seperti dikutip dari Antara.
Dari sisi domestik, pemerintah masih optimistis target pertumbuhan ekonomi 5,3 persen masih bisa tercapai di tengah potensi perlambatan ekonomi global dengan fokus pada 25 program prioritas, diantaranya program Kredit Usaha Rakyat (KUR), pengendalian inflasi, keuangan inklusi, dan insentif fiskal.
Untuk KUR tahun 2019 ini pemerintah menganggarkan sebesar Rp 140 triliun naik dari Rp 123,8 triliun pada 2018.
Terkait pertumbuhan ekonomi, Bank Dunia dan IMF memproyeksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,2 persen pada akhir 2019. "Sementara kami memproyeksikan 5,17-5,24 persen," kata Lana.
Ia memprediksi rupiah hari ini akan bergerak menuju kisaran 14.235 per dolar AS hingga14.235 per dolar AS.
Sementara itu, Analis dari Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Reza Priyambada memperkirakan, hari ini rupiah akan bergerak di kisaran 14.190-14.205 per dolar AS.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Rupiah Jadi Mata Uang Terbaik Nomor 2 di Dunia
Sebelumnya, meski sempat terkena sentimen negatif di paruh akhir tahun 2018, rupiah berhasil mempertahankan stabilitasnya dan menjadi mata uang terbaik kedua di dunia dalam segi performa.
Ini berdasarkan data terkini mata uang dengan performa terbaik di dunia versi Bloomberg. Mata uang dari Asia Tenggara berhasil meroket lebih dari 5 persen dan menjadi yang terkuat di dunia dalam setengah tahun terakhir.Â
BACA JUGA
Mata uang rupiah berada di peringkat runner-up dengan pertumbuhan hampir 2 persen. Peringkat pertama dipegang baht dengan pertumbuhan melewati 5 persen.
Baht berhasil meninggi berkat cadangan devisa Thailand sebesar USD 207 miliar, surplus neraca berjalan, dan dolar yang melemah. Pada tahun ini pun baht diprediksi akan tetap kuat.
Sementara, rupiah kini kian menguat dan sempat di bawah Rp 14.000. Pada akhir tahun lalu, rupiah pernah menyentuh Rp 15.000.
Pada grafik itu, rupiah terlihat lebih kuat dari mata uang Jepang, Filipina, Kamboja, dan Korea Selatan. Sementara, mata uang Malaysia dan Turki tidak masuk 10 besar.
Beralih ke pertumbuhan ekonomi di tahun 2019 yang "muram", menurut laporan Bank Dunia di laporan Darkening Skies, tahun ini pertumbuhan ekonomi Indonesia akan stabil di 5,2 persen, namun Thailan diprediksi melambat jadi 3,8 persen.
Advertisement