Sukses

Jurus Pemerintah Turunkan Angka Kemiskinan pada 2019

Pemerintah telah menyiapkan strategi untuk menurunkan angka kemiskinan pada 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah menyiapkan strategi untuk menurunkan angka kemiskinan pada 2019. Salah satunya dengan meningkatkan penyaluran bantuan sosial bagi masyarakat.

Deputi Bidang Pemantauan, Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas, Taufik Hanafi mengatakan, ada sejumlah program bantuan sosial yang ditujukan guna mempercepat penanggulangan kemiskinan pada 2019.

Pertama, Program Keluarga Harapan (PHK), yaitu bantun non tunai bersyarat bagi 10 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Kedua, Kartu Indonesia Pintar dengan target 20,1 juta anak usia sekolah. Angka ini naik dibandingkan 2018 yang ditargetkan sebanyak 19,7 juta.

"Untuk PKH sasaranya sebanyak 10 juta keluarga penerima manfaat. Ada juga KIP ditargetkan 20 juta anak," ujar dia di Jakarta, Rabu (23/1/2019).

Ketiga, Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), ditargetkan sebanyak 15,6 juta KPM yang dilaksanakan berharap ke seluruh kabupaten/kota. Keempat, Kartu Indonesia Sehat (KIS) dengan target 96,8 juta jiwa atau 40 persen penduduk berpendapatan terendah.

Selain itu, lanjut Taufik, pemerintah juga telah menyiapkan program guna mempercepat pengurangan kemiskinan pada 2019, salah satunya melalui dana desa yang diproyeksikan sebesar 4,9-5,3 persen PDB.

Kemudian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan skema subsidi bunga 7 persen melalui 41 penyalur dan 11 perusahaan penjamin.

Selanjutnya, pembiayaan ultra mikro dengan maksimal Rp 10 juta per nasabah dengan bunga 2-4 persen dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB). Terakhir, melalui Permodalan Nasional Madani (PNM) dengan meningkatkan layanan dan pendampingan usaha masyarakat.

"Ini intervensi yang dilakukan pemerintah, yang diharapkan dapat mendukung pengurangan angka kemiskinan," tandas dia.

 

2 dari 2 halaman

Bos BPS: Kemiskinan Tantangan Besar Berbagai Bangsa

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, mengatakan kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh seluruh bangsa di dunia baik negara maju maupun negara berkembang.

Hal ini disampaikan saat mengisi seminar nasional official statistics 2018 dengan tema KajianKemiskinan dari Perspektif Pengeluaran dan Perilaku Menabung.

"Kemiskinan merupakan tantangan besar yang dihadapi oleh berbagai bangsa. Termasuk Indonesia mempunyai tangtangan besar soal kemiskinan. Di negara maju kemiskinan pun momok mengerikan," ujar Suhariyanto di Auditorium Politeknik Statistika STIS, Jakarta, Kamis 25 Oktober 2018.

Suhariyanto menjelaskan, kemiskinan ini memiliki beberapa kriteria di antaranya ketidakmampuan mencukupi biaya hidup sehari-hari baik pangan, sandang dan tempat tinggal. Selain itu, miskin juga erat kaitannya dengan hidup tidak sehat dan sanitasi yang kurang memadai. 

"Ketika miskin dia berjuang mencari makan. Kemiskinan berarti mereka tidak bisa pergi ke sekolah. Kemiskinan juga berarti hidup tidak sehat dan sanitasi tidak layak. Kemiskinan tidak punya pendapatan cukup seperti seharusnya. Lingkaran kemiskinan ini biasanya diturunkan dari generasi ke generasi,"  ujar dia.

Di Indonesia, kemiskinan ditanggulangi dengan berbagai program. Beberapa di antaranya melalui program padat karya dan pembangunan infrastruktur di seluruh Indonesia. Pemerintah, juga membangun sekolah-sekolah untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berdaya saing. 

"Di Indonesia, kemiskinan juga salah satu target pembangunan yang dievaluasi dari waktu ke waktu. Banyak yang sudah diterapkan. Banyak terobosan. Misalnya pemerintah berupaya menciptakan padat karya. Pemerintah sekarang dengan sigap perlu membangun infrastruktur supaya akses dari satu ke tempat lain lebih mudah," ujar Kecuk.  

 

 Saksikan video pilihan di bawah ini:

Â