Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah tapi pergerakannya stabil menjelang akhir pekan ini. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) didominasi sentimen global.
Mengutip laman Bank Indonesia (BI), Jumat (25/1/2019), kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) melemah 0,15 persen dari posisi 14.141 per dolar AS pada 24 Januari 2019 menjadi 14.163 per dolar AS pada 25 Januari 2019.
Sedangkan berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka menguat 0,10 persen ke posisi 14.155 per dolar AS pada Jumat pekan ini dari penutupan kemarin 14.170 per dolar AS. Pada Jumat siang, rupiah bergerak menguat ke posisi 14.152 per dolar AS. Jelang akhir pekan ini, rupiah bergerak di kisaran 14.149-14.167 per dolar AS.
Advertisement
Baca Juga
Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede menuturkan, sejumlah sentimen global mendominasi sehingga berdampak terhadap pergerakan rupiah. Dari Amerika Serikat (AS), ada rilis data ekonomi yang membuat dolar Amerika Serikat kembali menguat.
"Jobless claim lebih rendah dari perkiraan. Selain itu juga industri manufaktur dan markit service yang lebih tinggi dari perkiraan sehingga dukung penguatan dolar AS,” ujar Josua saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (25/1/2019).
Dari Eropa, Josua menuturkan pernyataan Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi yang kurang agresif atau dovish mengenai ada risiko penurunan di zona Eropa membuat euro melemah.
”Sentimen itu berlanjut hingga hari ini membuat mata uang Asia kembali melemah termasuk rupiah. Meski melemah tapi pergerakan stabil di 14.150," ujar Josua.
Sedangkan dari internal, pernyataan Gubernur BI Perry Warjiyo yang menyatakan kecil untuk memangkas suku bunga acuan juga pengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah. BI masih menyoroti perkembangan ekonomi global termasuk negosiasi perdagangan AS-China.
"Ditambah defisit transaksi berjalan yang harus dikontrol," tutur dia.
Pergerakan Rupiah
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Rabu ini.
Mengutip Bloomberg, Rabu 23 Januari 2019, rupiah dibuka di angka 14.195 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.220 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.173 per dolar AS hingga 14.200 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah menguat 1,51 persen.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.188 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.221 per dolar AS.
Kepala Riset Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, pergerakan nilai tukar rupiah pada Rabu ini akan terpengaruh oleh pelemahan mata uang regional.
"Kemungkinan nilai tukar rupiah akan melemah terbawa sentimen pelemahan yen dan dolar Hong Kong pagi ini," ujar Lana seperti dikutip dari Antara.
Dari sisi domestik, pemerintah masih optimistis target pertumbuhan ekonomi 5,3 persen masih bisa tercapai di tengah potensi perlambatan ekonomi global dengan fokus pada 25 program prioritas, diantaranya program Kredit Usaha Rakyat (KUR), pengendalian inflasi, keuangan inklusi, dan insentif fiskal.
Untuk KUR tahun 2019 ini pemerintah menganggarkan sebesar Rp 140 triliun naik dari Rp 123,8 triliun pada 2018.
Terkait pertumbuhan ekonomi, Bank Dunia dan IMF memproyeksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,2 persen pada akhir 2019. "Sementara kami memproyeksikan 5,17-5,24 persen," kata Lana.
Ia memprediksi rupiah hari ini akan bergerak menuju kisaran 14.235 per dolar AS hingga14.235 per dolar AS.
Sementara itu, Analis dari Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Reza Priyambada memperkirakan, hari ini rupiah akan bergerak di kisaran 14.190-14.205 per dolar AS.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement