Sukses

Alasan Wijaya Karya Masuk Holding BUMN Perumahan

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) kini berubah status dari Persero menjadi Non-Persero.

Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) kini berubah status dari Persero menjadi Non-Persero. Status ini merupakan langkah awal perusahaan untuk masuk sebagai salah satu anggota holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perumahan dan Pengembangan Kawasan.

Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN, Aloysius Kiik Ro mengatakan, alasan PT Wijaya Karya Tbk masuk sebagai anggota holding BUMN Perumahan.

Lantaran seperti diketahui publik, PT Wijaya Karya Tbk selama ini dikenal sebagai BUMN karya yang banyak menangani proyek-proyek infrastruktur.

"Kita mempertimbangkan arah ke depan prioritas perumahan harus didukung BUMN yang kuat disamping infrastruktur. Tidak ada alasan spesifik karena kita lihat sekarang ada Waskita yang juga fokus di jalan tol, kemudian sudah ada Jasa Marga, sudah ada HK," ujarnya di Jakarta, Senin (28/1/2019).

Lebih lanjut dia menuturkan, tujuan Perseroan menjadi anggota holding BUMN Perumahan ialah untuk menyeimbangkan BUMN yang kuat di sisi perumahan.

"Jadi memang kita lihat untuk balancing unsur perumahan penting, kita butuh yang kuat juga seperti WIKA," ujar dia.

Adapun secara resmi, status PT Wijaya Karya Tbk dari Persero menjadi Non-Persero akan berlaku setelah terbitnya Peraturan Pemerintah (PP).

"Tapi secara resmi status WIKA menjadi Non-Persero ini berlaku sejak akte inbreng. Itu dilakukan setelah terbit PP," pungkasnya.

 

2 dari 2 halaman

Target Kinerja WIKA pada 2019

Sebelumnya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA menargetkan perolehan laba sebesar Rp 3,01 triliun pada 2019. Target tersebut ditopang penjualan yang diproyeksikan mencapai Rp 42,13 triliun hingga akhir tahun ini.

Optimisme Wika tercermin dari kontrak baru yang ditargetkan tumbuh 32 persen menjadi Rp 66,74 triliun dibandingkan tahun 2018 sebesar Rp 50,65 triliun.

Direktur Utama Wika Tumiyana mengatakan, guna mencapai target tersebut, perseroan telah menyiapkan strategi yang terintegrasi. Bisnis Wika pada sektor infrastruktur dan bangunan yang telah sustain, akan mendukung pertumbuhan pada sektor energi & industrial plant, industri serta properti di tahun 2019.

Optimisme itu, sejalan dengan rencana Wika untuk berinvestasi lebih agresif pada lini bisnis energi, properti dan infrastruktur. “Dengan demikian, kontrak baru akan datang dari proyek-proyek investasi kita. Selain itu, investasi di sektor tersebut akan men-generate recurring income dan memperbesar rasio laba Wika,” terang Tumiyana.

Tumiyana mengakui masuknya perusahaan pada investasi sektor-sektor tersebut di atas, dipertimbangkan setelah melihat peluang besar di masa akan datang.

Pada sektor properti, Wika melalui entitas anak PT WIKA Realty, kini tengah aktif membangun kawasan hunian di lokasi strategis yang berada di Pulau Jawa dan Bali.

Wika Realty juga menjadi pemain penting pengembangan Transit Oriented Development (TOD) di jalur strategis Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).

Pada saat yang bersamaan, perusahaan  juga akan mengembangkan portofolionya di sektor energi dengan meningkatkan kepemilikan saham pada pembangkit-pembangkit listrik di Indonesia.

Dari sektor industri, perusahaan saat ini sedang mendorong produksi massal motor listrik GESITS yang direncanakan akan dimulai pada 2019. Proses produksi ini akan dilaksanakan oleh PT Wijaya Karya Rekayasa Konstruksi dengan target 60.000 unit.

Sederetan target itu akan menjadi lebih rasional untuk direalisasikan mengingat serangkaian prestasi luar biasa yang telah dicapai pada 2018. Wika, sepanjang tahun lalu berhasil menyelesaikan dengan baik banyak mega infrastruktur.

Sebut saja di antaranya, venues Asian Games berkelas global seperti, Jakarta International Velodrome, Jakarta International Equestrian Park, Stadion Madya, Lapangan Baseball & Softball, Basket hingga Squash Field.

Perusahaan juga menyiapkan moda transportasi modern berbasis kereta, seperti LRT dan MRT yang akan siap digunakan pada triwulan-1 2019. Terdepan dalam konstruksi Dam dengan membangun 16 bendungan se-antero Indonesia, menyelesaikan Bandara Internasional Oe-cusse, Timor Leste, dan masih banyak lainnya.

Pada saat yang sama, pada 2018, perusahaan juga mencatatkan kontrak-kotrak baru proyek raksasa, antara lain: Terminal Kijing Mempawah, Logement 4.400 unit di Aljazair, Flyover Teluk Lamong, Pelabuhan Patimban, Bendungan Sadawarna, hingga Bendungan Randu Gunting.

Peningkatan kinerja Perseroan pada 2019 akan semakin komprehensif melalui pembaharuan lima aspek manajemen yang menjadi KPI utama; quality, time, cost, financial, dan human development. Kolaborasi kesemuanya diyakini akan semakin meningkatkan efisiensi dan memberikan keuntungan yang lebih besar bagi Perusahaan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: