Liputan6.com, Jakarta - Usai masuk sebagai salah satu anggota Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) berencana melepas saham kedua anak usahanya kepada publik pada 2019.
Direktur Keuangan PT Wijaya Karya Tbk, Steve Kosasih menuturkan, Perusahaan berencana membawa dua anak usahanya untuk melakukan penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2019.
"Kami mau bawa IPO Wika Realty dan juga mau IPO di Wika Industri dan Konstruksi di tahun ini," ujar dia di Jakarta, Senin (28/1/2019).
Advertisement
Baca Juga
Untuk IPO Wika Realty, pihaknya akan menggunakan buku periode Desember 2018. Sedangkan untuk Wika Industri dan Konstruksi akan melakukan IPO dengan menggunakan buku Juni 2018.
"Untuk Wika Realty IPO Semester I, pakai buku Desember. Kalau Wika Industri dan konstruksi itu buku Juni di Semester II," imbuhnya.
Selain itu, ia menjelaskan pihaknya juga tengah fokus mengembangkan bisnis PT Wika Realty pada 2019.
Dia menuturkan, Wijaya Karya Realty memiliki portfolio perumahan dan kawasan yang menjanjikan di Jabodetabek hingga beberapa daerah besar lainnya di Indonesia.
"Termasuk di dalamnya lokasi TOD yang berdekatan dengan stasiun seperti Stasiun Senen, Benhil yang terintegrasi dengan MRT, Pulomas yang terintegrasi dengan LRT Jakarta, serta kawasan di MT Haryono yang letaknya berdekatan dengan LRT Jabodebek," ujar dia.
Alasan Wika Masuk Holding BUMN Perumahan
Sebelumnya, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) kini berubah status dari Persero menjadi Non-Persero. Status ini merupakan langkah awal perusahaan untuk masuk sebagai salah satu anggota holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perumahan dan Pengembangan Kawasan.
Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN, Aloysius Kiik Ro mengungkapkan, alasan PT Wijaya Karya Tbk masuk sebagai anggota holding BUMN Perumahan. Lantaran seperti diketahui publik, PT Wijaya Karya Tbk selama ini dikenal sebagai BUMN karya yang banyak menangani proyek-proyek infrastruktur.
"Kita mempertimbangkan arah ke dapan prioritas perumahan harus didukung BUMN yang kuat disamping infrastruktur. Tidak ada alasan spesifik karena kita lihat sekarang ada Waskita yang juga fokus di jalan tol, kemudian sudah ada Jasa Marga, sudah ada HK," ujarnya di Jakarta, Senin 28 Januari 2019.
Lebih lanjut dia menuturkan, tujuan Perseroan menjadi anggota holding BUMN Perumahan ialah untuk menyeimbangkan BUMN yang kuat di sisi perumahan.
"Jadi memang kita lihat untuk balancing unsur perumahan penting, kita butuh yang kuat juga seperti WIKA," ujar dia.
Adapun secara resmi, status WIKA dari Persero menjadi Non-Persero akan berlaku setelah terbitnya Peraturan Pemerintah (PP).
"Tapi secara resmi status WIKA menjadi Non-Persero ini berlaku sejak akte inbreng. Itu dilakukan setelah terbit PP," tutur dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement