Sukses

Harga Emas Makin Berkilau Imbas Dolar AS Tertekan

Harga emas menguat pada awal pekan ini seiring bursa saham Amerika Serikat (AS) yang tertekan.

Liputan6.com, New York - Harga emas menguat pada awal pekan ini seiring bursa saham Amerika Serikat (AS) yang tertekan. Investor juga khawatir terhadap kondisi geopolitik.

Pelaku pasar juga menanti hasil pertemuan bank sentral AS atau the Federal Reserve dalam dua hari pada pekan ini. Keputusan hasil pertemuan the Fed diumumkan pada Rabu waktu setempat.

Harga emas untuk pengiriman Februari menguat USD atau 0,4 persen ke posisi USD 1.303,10 per ounce. Angka itu tertinggi dalam tujuh bulan.

Sementara itu, harga emas untuk pengiriman April bertambah USD 5,1 atau 0,4 persen ke posisi USD 1.309,30. Harga perak menguat 6,6 sen atau 0,4 persen ke posisi USD 15.675 per ounce.

Sebagian penutupan pemerintahan AS atau shutdown sudah berakhir pada pekan lalu, sebagian pelaku pasar sudah mengantisipasi. Namun, presiden AS Donald Trump menilai shutdown itu bukan yang akan terakhir kalinya.

Pada Selasa waktu setempat juga menandai pemungutan suara lain di parlemen Inggris dalam kesepakatan Brexit dengan Uni Eropa. Versi saat ini yang disajikan oleh Perdana Menteri Inggris Theresa May mirip dengan penawaran sebelumnya, membuat beberapa analis menduga kesepakatan itu akan ditolak lagi.

Faktor-faktor ini dikombinasikan dengan pertemuan the Federal Reserve pada pekan ini memberikan iklim tidak pasti terhadap emas.

"Kami percaya bahwa the Fed AS tidak akan menaikkan suku bunga lebih lanjut pada Rabu karena kekhawatiran ekonomi telah meningkat," ujar Analis Commerzbank, Carsten Fritsch, dalam sebuah catatan, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Selasa (29/1/2019).

"Meski pun ini memiliki dampak positif pada emas, rilis laporan pasar tenaga kerja yang kuat di AS dapat memiliki efek pada Jumat," seperti ditulis dalam laporan itu.

 

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Ekonom yang disurvei oleh Marketwatch memperkirakan, laporan data tenaga kerja menunjukkan 177 ribu pekerjaan bertambah pada Januari usai Desember bertambah 312 ribu.

Sementara itu, dalam laporan analis UBS Global Wealth Management menyebutkan, kalau the Fed melakukan upaya besar dalamn beberapa pekan terakhir untuk menekankan ketergantungan dari fleksibilitas data terkait kenaikan suku bunga lebih lanjut.

"Pasar sekarang menetapkan harga tanpa kenaikan suku bunga tahun ini. Pimpinan the Federal Reserve perlu memperkuat retorika akomodatif pada konferensi pertemuan the Fed pada pekan ini," tulis laporan itu.

Melihat kondisi itu, indeks dolar AS melemah 0,1 persen terhadap enam mata uang lainnya ke posisi 95,69. Harga logam lainnya yaitu harga palladium turun 2,3 persen menjadi USD 1.289,30 per ounce.  Harga platinum untuk April susut 0,5 persen menjadi USD 814,50 per ounce. Harga tembaga merosot 1,8 persen menjadi USD 2,68 per pound.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: