Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengaku telah mengirimkan tim ke kawasan industri Morowali, Sulawesi Tengah. Tim dikirim untuk memastikan informasi di media sosial yang mengatakan mayoritas pekerja di kawasan tersebut adalah warga negara China.
Ternyata dari hasil temuan tim, hal tersebut tidak benar. Justru para pekerja di kawasan industri tersebut didominasi Warga Negara Indonesia (WNI).
Advertisement
Baca Juga
"Saya sudah kirim tim ke Morowali, dan mereka katakan kok beda dengan yang beredar di media sosial bahwa 95 persen katanya orang Tiongkok. Itu tidak benar," kata Luhut di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (29/1/2019).
Dari laporan yang diterimanya, justru terdapat 30 ribu pekerja yang berwarga negara Indonesia. Sedangkan yang berasal dari Tiongkok hanya 2.500 pekerja.
"Di sana itu kawasan industri yang terintegrasi dengan bagus, dengan luasnya 3.000 hektar. Jadi tolong informasikan yang benar," tegas dia.
Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko memastikan unjuk rasa buruh di Morowali, Sulawesi Tenggara pada Kamis 24 Januari 2019 bukan aksi penolakan kehadiran pekerja asing asal Tiongkok.
Demonstrasi pekerja tersebut untuk menuntut kenaikan upah kerja. "Jangan termakan berita hoax," ujar Moeldoko dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (25/1/2019).
Dia mengatakan tuntutan para pekerja tengah dibahas secara tripartit. Pertemuan perwakilan pekerja, perusahaan, dan pemerintah daerah sedang memformulasikan berapa kenaikan yang pas bagi pekerja.
Kenaikan harus sesuai dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. "Sebaiknya kita semua saling bersabar menunggu hasil perundingan," tambah Moeldoko.
Dia berharap selama proses perundingan tidak ada aksi intimidasi. Sehingga, semua pihak bisa berpikir dan merumuskan secara jernih.
Menaker: Demo Pekerja di Morowali Bukan soal Tenaga Kerja Asing
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), M. Hanif Dhakiri memberikan klarifikasi terkait demo pekerja di PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Aksi demo para pekerja tersebut terjadi pada Kamis 24 Januari 2019.
Hanif menuturkan, aksi demo yang terjadi bukan disebabkan oleh keberadaan tenaga kerja asing (TKA), melainkan menuntut kenaikan upah minimum.
"Semua demo pekerja di Morowali menuntut kenaikan upah minimum sektoral kabupaten (UMSK), bukan demo tenaga kerja asing (TKA) China atau demo menolak TKA China," ujar dia di Jakarta, Sabtu (26/1/2019).
Baca Juga
Dia mengungkapkan, tuntutan kenaikan UMSK tersebut saat ini prosesnya ditangani oleh otoritas yang ada di daerah. Termasuk mediasi hingga ke pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah.Â
Oleh karena itu, Hanif Dhakiri berharap kepada seluruh masyarakat untuk tidak termakan hoax seluruh pekerja di Morowali yang dipelintir menjadi demo TKA China atau demo menolak TKA China.
"Jangan termakan hoax, jangan ikut menyebarkan hoax, dan waspadai adu domba atau propaganda yang memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa," kata dia.
Â
Â
Advertisement