Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan RI Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo hari ini kompak mempromosilan kondisi ekonomi Indonesia di hadapan 600 investor lokal dan asing serta sekitar 200 nasabah korporasi Bank Mandiri dalam acara Mandiri Invesment Forum 2019. Acara tersebut mengusung tema "Indonesia: Invest Now".
Dalam acara tersebut, Menkeu Sri Mulyani meyakinkan para calon investor bahwa Indonesia merupakan tujuan yang tepat untuk menanamkan investasi. Selain itu, pemerintah dengan kebijakan-kebijakannya dipastikan dapat menjadi partner yang baik bagi para investor.
Sebagai penegasan, dia mengungkapkan di tengah kondisi perekonomian global yang penuh gejolak dan ketidakpastian, Indonesai terbukti dapat melewatinya. Hal itu dikarenakan Indonesia memiliki ketahanan fundamental ekonomi yang kuat. Tercermin dari angka pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen serta inflasi yang terjaga rendah pada level 3 persen.
Advertisement
Baca Juga
"Pemerintah mampu memanfaatkan kebijakan fiskal sehingga konsumsi rumah tangga hingga tumbuh di atas lima persen. Kita selalu manfaatkan kebijakan fiskal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi khususnya melalui instrumen insentif perpajakan," kata Menkeu Sri Mulyani di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (30/1/2019).
Kondisi tersebut, diharapkan dapat menjadi rekomendasi bagi para investor untuk menanamkan investasinya di Indonesia.
Selain itu, dia mengungkapkan saat ini Indonesia juga tengah giat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dimana SDM yang berkualitas menjadi salah satu nilai tambah bagi dunia investasi.
"Saya katakan pemerintah dari sisi fiskal siap menjadi mitra bagi Anda. Kami adalah mitra investor yang memiliki rekam jejak yang sangat baik," ujarnya.
BI Banggakan Kondisi Moneter
Sementara itu, Gubernur BI, Perry Warjiyo merayu para investor dengan membanggakan kondisi moneter Indonesia yang stabil di tengah guncangan eksternal dari ekonomi global. Terutama dengan adanya trade war atau perang dagang antara dua negara raksasa Amerika dengan China.
Perry menegaskan, Indonesia merupakan ladang investasi yang menarik ditunjang kondisi makroekonomi yang stabil serta sinkronisasi kebijakan makroekonomi pemerintah. "Kondisi ekonomi Indonesia yang stabil adalah fondasi yang kuat untuk pertumbuhan ekonomi di masa depan," ujarnya.
Menurut Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Sulaiman Arif Arianto, pada penyelenggaraan yang kedelapan kalinya ini, MIF akan mengusung tema “Invest Now”, yang mengisyaratkan agar para investor, baik institutional maupun retail, tidak kehilangan momentum dalam memanfaatkan peluang investasi di Indonesia.
“MIF 2019 akan memfokuskan pada solusi strategis bagi para pembuat keputusan dan investor swasta dalam menavigasi bisnis, seiring bayang-bayang tren pengetatan moneter global dan belangsungnya tahun politik di Indonesia,” kata Sulaiman.
Advertisement
Ekonomi TUmbuh 5,5 Persen
Dalam kajian terkininya, tim ekonom Mandiri Group memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,22 persen pada tahun 2019, dibandingkan dengan prognosa pertumbuhan PDB 2018 5,16 persen. "Untuk itu, Indonesia perlu mendorong sektor manufaktur agar berkembang pesat untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi agar lebih merata dan stabil serta menyerap tenaga kerja yang lebih besar," tutupnya.
Saat ini, Indonesia diketahui memiliki potensi tenaga kerja terbesar ke empat di dunia. Namun potensi ini belum tergarap optimal mengingat masih terbatasnya SDM dengan kemampuan dan keahlian di bidang teknologi informasi yang sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi perkembangan kebutuhan industri di masa mendatang.
Sebagai rangkaian kegiatan MIF, Bank Mandiri dan Mandiri Sekuritas juga mengajak para investor mengunjungi berbagai lokasi potensial untuk penanaman modal seperti kantor pusat perusahaan fintech, rumah sakit serta pasar tradisional dan modern yang telah memanfaatkan digital dan microeconomy pada Senin-Selasa (28-29 Januari 2019). Selanjutnya, para investor juga melakukan one on one meeting serta group meeting dengan pemangku kepentingan dan pelaku usaha guna mengetahui potensi bisnis yang bisa digarap pada Kamis (31 Januari 2019).
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com