Sukses

The Fed Tahan Bunga Acuan, RupiahTembus 13.985 per Dolar AS

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.985 per dolar AS hingga 14.079 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis ini. Rupiah mampu menguat hingga di bawah 14.000 per dolar AS.

Mengutip Bloomberg, Kamis (31/1/2019), rupiah dibuka di angka 14.040 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.131 per dolar AS. Pada perdagangan siang, rupiah mampu menguat ke 13.985 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.985 per dolar AS hingga 14.079 per dolar AS. Jika dihitung sejak wal tahun, rupiah mampu menguat 2,5 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.072 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.112 per dolar AS.

Analis Samuel Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan, nilai tukar rupiah bergerak menguat pasca kebijakan moneter bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) yang mempertahankan suku bunga acuan.

"Rupiah menguat hari ini pasca ditahannya tingkat suku bunga AS tersebut," ujar Ahmad dikutip dari Antara.

Menurut Ahmad, dolar AS kemungkinan bergerak melemah terhadap hampir seluruh mata uang utama dunia lainya pasca ditahannya tingkat suku bunga acuan Fed atau Fed Fund Rate (FFR) di level 2,25-2,5 persen tadi malam.

Pidato Gubernur Fed Jerome Powell yang menyatakan bahwa the Fed akan lebih bersabar dalam menaikan tingkat suku bunga tahun ini akibat proyeksi pertumbuhan ekonomi AS yang kurang bagus disebabkan berbagai ketidakpastian yang terjadi di dalam negeri maupun luar negeri AS.

Kebijakan tersebut, selain mendorong pelemahan dolar AS juga menekan imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS atau US Treasury Bills yang turun 4 basis poin kemarin.

"Selain itu, yield SUN yang cukup atraktif diperkirakan masih akan mendorong investasi portofolio asing masuk ke pasar obligasi dan memperkuat rupiah," kata Ahmad.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

BI Yakin Rupiah Bakal Menguat Sepanjang 2019

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo optimistis, nilai tukar rupiah akan terus perkasa sepanjang 2019.

"Kami melihat bahwa nilai tukar rupiah ke depannya akan stabil dan cenderung menguat," kata Perry dalam paparan KSSK, di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa 29 Januari 2019.

Perry menuturkan, ada empat faktor yang akan mendorong tren penguatan nilai tukar tersebut. Salah satu adalah ketidakpastian ekonomi global yang kian menurun pada 2019. 

Selain itu, The Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS dipastikan tidak akan seagresif tahun lalu untuk mengerek suku bunga acuannya. 

"Karena kenaikan suku bunga The Fed hanya dua kali (tahun ini), sehingga laju kenaikannya lebih rendah dari tahun sebelumnya," ujar dia. 

Faktor kedua adalah tingkat kepercayaan investor terhadap kondisi ekonomi domestik di tanah air akan terus seiring derasnya aliran masuk modal asing yang sudah dimulai sejak kuartal akhir 2018.

Faktor selanjutnya adalah fundamental ekonomi Indonesia yang diklaim semakin kuat ditandai angka pertumbuhan ekonomi yang baik, tingkat inflasi rendah, dan defisit anggaran yang lebih rendah dari target.

"Terakhir, mekanisme pasar yang lebih baik akan mendukung stabilitas nilai tukar pada 2019," ujar dia.