Sukses

Mesin Bor Raksasa Tiba, Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dikebut

PT Kereta Cepat Indonesia China untuk menyelesaikan pekerjaan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung ini pada tahun 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Pelaksanaan Konstruksi Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung dikebut dengan hadirnya Tunnel Boring Machine (TBM) yaitu alat bor yang didatangkan khusus dari Negeri Tirai Bambu dan telah mendarat di Lokasi Tunnel #1 Halim Km 3+600, Jakarta.

TBM KCJB tersebut berangkat dari Zhanghuabang Wharf, Shanghai, China, dengan kapal 'Phoenix Pine' ke Tanjung Priok.

Proses administrasi dan pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh Bea dan Cukai Kantor Pelayanan Utama, Tanjung Priok, mendukung tibanya TBM di lokasi Tunnel #1 Halim dengan tepat waktu.

“Tunnel Boring Machine ini nantinya mampu membuat terowongan untuk dua jalur kereta cepat sehingga saya yakin, progres pembangunan kereta cepat yang ditargetkan 60 persen dapat tercapai,” tegas Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Chandra Dwiputra, Kamis (31/1/2019).

Metode Shield Tunneling dengan Tunnel Boring Machine di Tunnel #1, Tunnel boring machine super besar yang berbobot 3.649 ton dengan diameter 13,19 m dan panjang mencapai 105 m ini akan beroperasi di daerah Halim.

Cara kerja mesin bor ini menggunakan Metode Shield Tunneling untuk pengerjaan konstruksi terowongan sepanjang 1.885 m yang merupakan bagian dari 22 titik penting pekerjaan konstruksi KCJB.

Pengerjaannya menggunakan metode Shield Tunneling dikarenakan titik kritis ini berlokasi di Km 3+600 melewati jalan tol Cikampek dan overpass jalan arteri Jatiwaringin yang notabene merupakan titik terpadat mobilisasi warga Jakarta ke daerah Bekasi dan Bandung.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Tak Akan Ganggu Lalu Lintas

Penggunaan TBM ini diyakini oleh Chandra sama sekali tidak akan menghambat lalu lintas tol Jakarta – Cikampek karena tingkat keamanan metode pengerjaan Shield Tunneling jauh lebih tinggi dibandingkan dengan metode Drill, blasting atau metode lainnya.

Metode ini bekerja seperti cacing bawah tanah dimana pengerjaannya dilakukan tanpa mengganggu aktivitas yang ada diatasnya. Selain itu, TBM juga digunakan pada titik ini karena sesuai dengan aturan Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP) Bandara Halim Perdanakusuma yang mengatur ketinggian bangunan dan kemungkinan mengganggu operasional penerbangan.

Perakitan alat TBM akan memakan waktu sekitar 45 hari dengan target di bulan Maret akan segera dilanjutkan dengan operasi.

“TBM akan bekerja secara signifikan dengan pengeboran selama 24 jam tanpa henti. Optimalisasi pengeboran pada titik ini rata-rata sebesar 8 – 10 meter per hari sehingga diharapkan dapat mempercepat pekerjaan di titik ini,” ungkap Chandra.

Dia juga menegaskan komitmen perusahaan untuk menyelesaikan pekerjaan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung ini pada tahun 2021.