Liputan6.com, Jakarta Kabupaten Grobogan merupakan salah satu lumbung jagung nasional, dengan produksi jagung menyumbang 29,3 % dari produksi jagung Jawa Tengah dan 2,8 % untuk nasional.
Untuk memastikan ketersediaan jagung, Bupati Grobogan Sri Sumarni, bersama Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi melakukan panen jagung bersama di desa Telawah, Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan.
Panen dilakukan di areal pertanaman jagung seluas 190 ha dari luasan panen saat ini se-Kecamatan Karangrayung sebesar 4.126 Ha.
Advertisement
“Bisa kita lihat bersama kualitas jagung yang dihasilkan sangat bagus, saat ini harga jagung di tingkat petani sangat menggembirakan dengan kisaran diatas Rp. 5.000 per kg pipil kering. Harga ini merupakan harga tertinggi yang pernah diterima petani, sehingga kami berharap kebijakan pemerintah Pusat agar tetap memperhatikan petani jagung,” ujar Bupati Sri Sumarni.
Menurut Sri Sumarni, tidak ada alasan bagi pemerintah untuk melakukan impor jagung.
"Produksi jagung di Kabupaten Grobogan sangat besar. Kami mewakili petani di Kabupaten Grobogan menyampaikan tidak ada alasan untuk impor jagung. Biarlah petani menikmati harga tinggi," tegasnya.
"Produksi jagung di Kabupaten Grobogan menyumbang 22,7 % dari produksi jagung Jawa Tengah dan 2,8 % dari produksi jagung nasional," ungkapnya.
Panen jagung dalam jumlah yang cukup besar di Kabupaten Grobogan diperkirakan akan berlangsung mulai minggu kedua bulan Pebruari mendatang. Setidaknya terdapat areal pertanaman seluas 41.035 Ha yang akan panen dan diperkirakan akan menghasilkan produksi jagung sebanyak 246.210 ton.
Produksi yang besar di Kabupaten Grobogan tersebut, sekaligus menjadi bukti bahwa potensi produksi jagung dalam negeri mampu memenuhi kebutuhan nasional.
Kepala BKP Agung Hendriadi seusai panen mengatakan suplai jagung dari Jawa Tengah maupun Grobogan cukup bagus.
"Suplai dari Grobogan dan Jawa Tengah sudah bisa memenuhi kebutuhan peternak besar dan kecil. Minggu depan sampai Maret akan terus dilakukan panen diberbagai propinsi," ujar Agung.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan Edhie Sudaryanto dalam kesempatan ini membantah dengan tegas adanya pihak-pihak yang menyebutkan saat ini tidak ada panen jagung.
"Faktanya, jagung di Kabupaten Grobogan sedang memasuki musim panen. Siapa bilang tidak ada panen," ujarnya.
Menurut Edhie panen raya jagung di Grobogan diperkirakan pada bulan Pebruari 2019 seluas 41.035 Ha. Dari panen ini diperkirakan akan menghasilkan produksi jagung sebanyak 246.210 ton.
Dalam kesempatan ini juga telah disepakati pembelian jagung oleh GMPT dan petani dengan harga Rp.5.200/kg kadar air 35%. Pihak GMPT menyangupi untuk membeli jagung petani berapapun jumlahnya.
Seusai panen, Agung mengajak wakil dari Kemenko Perekonomian, Satgas Pangan Mabes Polri, Ditjen Peternakan Kementan, Anggota GPMT jateng, PT Malindo, Charoen Phokpand, Cargill, Newhope, Kepala BPTP, Dinas KP, Dinas Pert, Bulog Divre dan subdivre Grobogan keliling beberapa desa untuk melihat hamparan jagung yang begitu luas dan siap panen.
(*)