Liputan6.com, Jakarta - Proses merger PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) telah rampung. Pasca merger, bank baru ini bernama Bank BTPN.
Direktur utama Bank BTPN, Ongky Wanadjati Dana mengatakan, setelah merger ada perubahan pada susunan direksi perusahaan.
"Memang susunan direksinya pada RUPS kemarin. Mungkin karena penggabungan ini jadi direksi gabungan ada dari SMBC ada dari BTPN dan memang yang tim dulu tidak semua ikut ke sana," kata dia, saat ditemui, di Menara BTPN, Jakarta, Jumat (1/2/2019).
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, kata Ongki, perubahan dalam jajaran direksi perusahaan juga dimaksudkan untuk proses regenerasi.
"Karena tim yang dulu sudah 10 tahun bangun bank ini. Saya rasa wajar 10 tahun waktu lama bank ini sudah waktunya lakukan regenerasi," ungkapnya.
Sementara untuk karyawan, Ongki menegaskan pasca merger BTPN-SMBCI, tidak ada pengurangan jumlah karyawan. "Tidak kurangi jumlah karyawan, karena tidak ada tumpang tindih dengan bisnis korporasi dan ritel. Kita tidak perlu kurangi karyawan meski merger," tegas dia.
"Buat karyawan kita malah ini kesempatan buat tumbuh karena ada korporasi dan ritel. Cabang juga lebih aktif bisa melayani korporasi," imbuhnya.
Â
Reporter:Â Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
Â
Susunan Direksi dan Komisaris BTPN
Berikut adalah susunan komisaris dan direksi Bank BTPN:
Dewan Komisaris:
Komisaris Utama (Independen): Mari Elka Pangestu
Komisaris: Takeshi Kimoto
Komisaris (Independen): Ninik Herlani Masli Ridhwan
Komisaris: Chow Ying Hong
Dewan Direksi:
Direktur utama: Ongky Wanadjati Dana
Wakil Direktur Utama:Kazuhisa Miyagawa
Direktur Kepatuhan: Dini Herdini
Direktur: Yasuhiro Daikoku
Direktur: Henoch Munandar
Direktur: Adrianus Dani Prabawa
Direktur: Hiromichi Kubo
Direktur: Merisa Darwis
Sebagai informasi, pasca merger, total aset BTPN akan menjadi Rp 189,92 triliun, kredit mencapai Rp 133,25 triliun, dan dana pihak ketiga (DPK) jadi Rp 98,97 triliun. Modal naik menjadi Rp 27,81 triliun.Â
Sementara pendapatan operasional BTPN mencapai Rp 12,08 triliun dengan biaya operasional sebesar Rp 6,41 triliun dan laba bersih perusahaan menjadi Rp 2,96 triliun.
BTPN juga memiliki rasio permodalan atau capital adequaty ratio (CAR) di level 22,9 persen. Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) di level gross 0,7 persen. Sedangkan rasio likuiditas (loan to funding ratio/LFR) 86 persen.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement