Sukses

BI Ajak Investor Jepang Lebih Banyak Tanam Modal di Sektor Keuangan RI

BI mengajak para investor asal Negeri Sakura untuk lebih masuk ke instrumen surat utang Indonesia.

Liputan6.com, Tokyo - Bank Indonesia (BI) mengajak para investor Jepang untuk lebih banyak berinvestasi di sektor keuangan (portofolio investment). Salah satunya melalui instrumen surat berharga negara (SBN).

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan para investor Jepang memang telah banyak menanamkan modalnya di Indonesia, bahkan sejak era 1980-1990an.

"Di Indonesia mereka mulai masuk tahun 1990-an. Mereka buka Toyota, mereka buka Mitsubishi, mereka buka macam-macam. Manufuktur yang utama.‎ Jadi kalau foreign direct investment-nya Jepang ke Indonesia ini sudah cukup paham," ujar dia di Tokyo, Jepang, Jumat (1/2/2019).

"Bank-bank Jepang lending ke Indonesia, sudah sejak 80-an. Sumitomo, Mitshui Bank dan macam-macam itu sudah masuk Indonesia sejak tahun 1980-an. Jadi mereka mengenal Indonesia dengan baik," tambah dia. 

Namun sayangnya, lanjut Mirza, modal yang ditanamkan para investor Jepang sejak masih mayoritas dalam bentuk investasi langsung seperti di sektor manufaktur. Padahal di Indonesia, investasi melalui portofolio juga sangat menjanjikan.

"Tetapi berbeda dengan investor Asia yang lain, investor Eropa, Amerika, investor Jepang exposure-nya di SBN rupiah itu masih very very little. Padahal sama-sama investment kan, bangun pabrik kan investment juga," kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Masuk ke Surat Berharga

Oleh sebab itu, dalam kunjungan kerjanya ke Jepang, Mirza mengajak para investor asal Negeri Sakura ini untuk lebih masuk ke instrumen surat utang Indonesia. Sebab, risiko dalam berinvestasi di instrumen ini lebih kecil ketimbang investasi langsung.

"(Investasi langsung) Malah resikonya, maksudnya bisa masalah mesin, bisa masalah demo pegawai dan sebagainya. Di surat berharga negara lebih mudah. Investor Jepang yang berinvestasi postur negara itu sangat konservatif. Makanya investasi mereka, kalau SBN itu exposure investor Jepang very very little," tandas dia.